Minggu, 26 Oktober 2008

KECERDASAN MAJEMUK

( MULTIPLE INTELLEGENCES )

Pada tahun 1904, menteri pendidikan Perancis meminta psikolog perancis, Alfred Binet, dan sekelompok psikolog mengembangkan suatu alat untuk mengetahui kecerdasan siswa. Jerih payah mereka akhirnya menemukan satu jenis tes kecerdasan yang sampai sekarang kita kenal dengan tes IQ.
Setelah delapan puluh tahun dikembangkannya tes kecerdasan tersebut, psikolog Harvad University, Howard Gardner, mempersoalkan pengertian kecerdasan. Menurutnya, kecerdasan sekurang-kurangnya ada tujuh kecerdasan dasar. Belum lama berselang, dia menambahkan kecerdasan yang kedelapan.
Jenis-jenis kecerdasan menurut Howard Gardner adalah
1. Kecerdasan Linguistik
2. Matematis logis
3. Spasial
4. Kinestetis-Jasmani
5. Musikal
6. Interpersonal
7. Intrapersonal
8. Naturalis

1. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan yang berkenaan dengan kemampuan seseorang untuk mengolah dan menggunakan kata secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi, semantik, dimensi pragmatik. Penggunaaan bahasa ini antara lain mencakup
1. retorika (penggunaan bahasa untuk mempengaruhi orang lain melakukan tindakan tertentu),
2. menemonik (menggunakan bahasa untuk mengingat informasi),
3. eksplanasi (menggunakan bahasa untuk memberi informnasi), dan
4. metabahasa (penggunaan bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri)
Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang,meng hibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya.
Profesi yang dianggap memiliki kecerdasan ini adalah pendongeng, orator, politisi, sastrawan, editor, penulis drama, wartawan.

2. Logis matematis
Kecerdasan dalam hal angka dan logika. kecerdasan ini meliputi pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi-abstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan ini antara lain kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitrungan dan pengujian hipotesis
Ciri-ciri orang yang cerdas logis matematis mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hopotesis, mencari keteraturan konseptual (pola numerik), dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Profesi yang berhubungan dengan kecerdasan ini adalah ahli matematika, akuntan pajak, ahli statistik, programer komputer, atau ahli logika.

3. Kecerdasan Spasial
Adalah kemampuan mempersepsi dunia spasial –visual secara akurat dan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antarunsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuanm membayangkan, mempresentasikan ide secara visual spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat.
Ciri-ciri mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa atau ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Profesi yang terkait erat dengan kecerdasan ini adalah pemburu, pramuka, pemandu. Di samping itu juga profesi seperti dekorator interior, arsitek, seniman juga sangat erat dalam hubungannya mentrqansformasikan persepsi.

4. Kecerdasan kinestetis jasmani
Kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan , dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, dan kemampuan menerima rangsangan dan hal lain yang berkenaan dengan sentuhan. Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu. Profesi yang terkait dalam kecerdasan ini adalah aktor, pemain pantomim, atlet, penari pematung, dan dokter bedah.

5. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal berhubungan dengan kemampuan seseorang menangani bentuk-bentuk musikal denngan cara mempersepsi,membedakan, mengubah, dan mengekspresikan. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap irama, pola titi nada atau melodi, dan warna nada atau suara suatu lagu. Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan ini dimiliki oleh
1. orang yang peka nada,
2. dapat menyanyikan lagu dengan tepat,
3. dapat mengikuti irama musik,
4. dan mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
Orang-orang yang memeiliki kecerdasan ini misalnya kritikus musik, komposer, penyanyi.

6. Kecerdasan interpersonal
Adalah kemampuan seseorang untuk mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak isyarat, kemampuan membedakan tanda interpersonal, dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu. Kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar.

7. Kecerdasan intrapersonal
Adalah kemampuan memahami diri senediri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi
1. kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri),
2. kesadaran akan suasan hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan,
3. kemampuan berdisiplin diri, dan menghargai diri.
Orang yang memiliki kecerdasan ini, dapat dengan mudah mengakses perasaan sendiri, membedakan berbagai macam, keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hudupnya. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain.

8. Kecerdasan naturalis
Adalah keahlian mengenali dan mengategorikan spesies (flora dan fauna) di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap fenomena alam misalnya formasi awan dan gunung-gunung. Bagi mereka yang dibesarkan di perkotaan , kemampuan membedakan benda tak hidup seperti mobil, sepatu karet, sampul kaset dan lainnya.
Menurut Howard, sang naturalis adalah seseorang yang menunjukkan “kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasi banyak spesies dalam lingkungannya” dalam dunia nyata, naturalis muncul sebagai orang yang “bertangan dingin” kemahiran dalam berkebun, menggarap taman yang indah, atau memperhatikan suatu perhatian alami terhadap tanaman dengan cara-cara yang lain.

Di samping kedelapan kecerdasan yang dikemukakan Gardner tersebut, belaiau juga mempercayai adanya kecerdasan baru yang disebut dengan kecerdasan eksistensial. Namun kecerdasan jenis ini masih banyak dipertentangkan oleh para ahli. Kecerdasan ini disebut dengan kecerdasan eksistensial

Kecerdasan eksistensial
Howard Gardner merumuskan kecerdasan eksistensial sebagai kecerdasan yang menaruh perhatian pada masalah hidup yang paling utama. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah hidup itu, mengapa ada orang jahat, apakah tuhan itu ada, merupakan titik awal yang penting dari suatu penjelajahan ke dalam konsep yang lebih mendalam.
Cara mengintegrasikan kecerdasan eksistensial di kelas.
1. sains.
Guru dapat menajarkan sains secara eksistensial dengan menekankan wilayah jangkauan
kosmos yang terjauh misalnya teori tentang asal usul alam semesta.
2. matematika.
Guru dapat menggabungkan penekanan keragaman budaya dan matematika untuk
menyinggung eksistensial misalnya teorema pitagoras yang mempercayai bahwa pola-pola
bilangan menyingkapkan keselarasan alam semesta yang hakiki.
3. sejarah.
Kita tyidak mungkin mengungkapkan sejarah secara cerdas tanpa menyingkap faktor yang eksistenmsial terutama agama. Proses menafsirkan sejarah itu sendiri pun menyingkapkan madsalah eksistensial. Beberapa budaya memandang peristiwa sejarah sebagai rencana agung tuhan.
4. sastra.
Adanya keterkaitan dengan kitab suci. Di kelas guru perlu memastikan dulu apakah karya satra yang akan dibahas mengandung tema eksistensial kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenungkan dan mendiskusikan tema-tema tersebut.
5. seni.
Guru dapat membantu siswa dalam apresiasi dimensi seni yang lebih halus dan juga memberikan sumber daya serta kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan minat eksistensial meraka sendiri melalui karya seni cipataan sendiri.

PEMEROLEHAN BAHASA

Tugas perkembangan bahasa
Dalam berbahasa anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai empat tugas pokok yang satu dengan lainnya saling berkaitan. Keempat tugas itu adalah sebagai berikut:
1. pemahaman.
Tahap pemahaman yaitu kemampuan seseorang memahami makna ucapan orang lain.perkembangan perbendaharaan kata.Perbendaharaan kata-kata anak berkembang dimulai secara lambat pada usia dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo yang cepat pada masa prasekolah, dan terus meningkat setelah anak masuk sekolah.penyususnan kata-kata menjadi kalimat.Kemampuan menyusun kata menjadi kalimat pada umumnya berkembang sebelum usia dua tahun., menurut Davis, Garrison, dan Mc.Carthy anak yang cerdas, anak wanita dan anak yang berasal dari keluarga berada, bentuk kalimat yang diucapkannya lebih panjang dan kompleks dibandingkan dengan anak yang kurang cerdas, anak pria, dan anak yang berasal dari keluarga miskin.
2. ucapan
kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui imitasi (peniruan ) terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain terutama orang tuanya. Usia 11 s.d. 18 bulan pada umumnya mereka belum bisa berbicara tau mengucapkan kata-kata secara jelas sehiungga sulit dimengerti maksudnya. Kejelasan kata-kata baru dapat diperoleh saat usia 3 tahun.

Tipe perkembangan bahasa
  1. Egosentrik speech yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog), berfungsi untuk mengembangkan kemamopuan berpikir anak.yang pada umunya dilakukan anak usia 2-3 tahun
  2. Socialised speech yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan lingkungannya. Perkembangan ini dibagi dalam 5 bentuk yaitu
  • adapted information (terjadinya saling tukar gagasan atau tujuan bersama yang dicari);
  • critism yang menbyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain;
  • command /perintrah; request (permintaan); dan treath (ancaman)
  • question (pertanyaan)
  • answer (jawaban)
  1. fungsi socialised speech membantu mengembangkan kemampuan penyesuaian soasial (social adjusment)

faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasan
1. kesehatan
2. intelegensi
3. status sosial ekonomi keluarga
4. jenis kelamin
5. hubungan keluarga

3. aplikasi kecerdasan linguistik
Menurut Gadner ada lima strategi untuk membangkitkan kecerdasan linguistik siswa
1. bercerita.
Bercerita harus dipandang sebagai alat pengajaran yang vital karena strategi ini sudah digunakan oleh semua kebudayaan di seluruh di dunia. Jika metode ini diterapkan, kita harus menggabungkan konsep, gagasan dasar, dan tujuan pengajaran menjadi sebuah cerita yang dapat disampaikan secara langsung kepada siswa.

2. curah gagasan
vigotsky mengatakan pikiran seperti awan yang mencurahkan hujan kata. Selama proses curah gagasan, siswa mencurahkan fikiran verbal yang dapat dikumpulkan dan ditulis. Aturan umum curah gagasan adalah mengemukakan setiap gagasan relevan yang melintas di benak. Tidak ada penolakan gagasan. Setiap siswa diberi kesempatan mengemukakan gagasannya. Strategi ini membuat semua siswa merasa dihargai.

3. merekam
tape recorder dapat digunakan untuk melatih kecerdasan linguistik dan kemampuan verbal dalam berkomunikasi memecahkan masalah dan mengemukakan pendapat. Tape rekorder sebagai model ekspresi alternatif. Hal ini digunakan untuk mendukung perkembangan pemikiran siswa.

4. menulis jurnal
menulis jurnal pribadi akan mendorong siswa membuat catatan tentang bidang tertentu. Jurnal dapat dibuat sepenuhnya oleh siswa dan disampaikan di depan kelas. Jurnal ini juga dapat merangkum kecerdasan majemuk dengan memperbolehkan penggunaan gambar, s ketsa, foto, dialog, dan data nonverbal lain.
5. publikasi
menulis adalah alat yang sangat berguna untuk mengomunikasikan gagasan dan mempengaruhi orang lain. Dengan memeberikan kesempatan kepada siswa untuk mempublikasikan dan mendistribusikan hasil karya mereka, guru dapat mepromosikan kegiatan tulis-menulis. Mereka akan menyadarai bakat mereka dan akan termotivasi untuk mengembangkan keahlian menulis.


DAFTAR PUSTAKA


Amstrong, Thomas. 2002. Sekolah Para Juara: Menerapkan Muliple Inteligencesdi Dunia Pendidikan. Bandung: Kaifa.

Amstrong, Thomas.2002. 7 Kinds of Smart: Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Multiple Intelgence. Jakarta:Gramedia.

Jasmine, Jullia.2007. Panduan Prakatis Mengajar Berbasis Multiple Intelgences. Bandung: Nuansa.

Pringgawidagdo, Suwarna.2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Yusuf, Syamsu.2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

REDUPLIKASI BERAFIKS

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Melayu. Namun, bahasa Indonesia sudah mengalami perkembangan sedemikian rupa sehingga sudah meninggalkan bahasa Melayu yang merupakan bahas Induk. Perkembangan bahasa Indonesia tersebut dipengaruhi banyak factor diantaranya adalah penyerapan bentuk asing di laur bahasa Indonesia baik dalam kata maupun dalam bentuk struktur pembentuk dan perkembangan struktir bentuk itu berkenaan dengan pemakaian bahasa.
Salah satu bentuk yang struktur yang mengalami perkembangan dalam hal perkembangan struktur bentuk adalah bentuk reduplikasi atau kata ulang. Reduplikasi atau bentuk pengulangan dalam bahasa Indonesia terjadi baik pada tataran fonologis, morfologis, maupun dalam tataran sintaksis. Reduplikasi dalam tataran fonologis tidak mengalami perubahan makna sehingga belum dapat dikatakan sebagai sebuah kata ulang yang sesungguhnya. Hal ini terjadi karena pengulangannya hanya pada pengulangan bunyi bukan pada pengulangan leksem. Lain halnya pada reduplikasi morfologis yang pengulangannya terjadi pengulangan leksem.
Reduplikasi merupakan bentuk yang unik. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sudut pandang dan klasifikasi pada teori bahasa. Meskipun bentuknya kelompok kata, teta[I masih dikelompokkan menjadi sebuah kata. Bukan frasa.
Melihat keunikan rweduplikasi tersebut, penulis tertarik untuk membahas tentang reduplikasi dalam makalah ini. Pembahasan akan difokuskan pada bentuk, makna, dan proses pembentukan reduplikasi terutama pada jenis reduplikasi berafiks.

B. Fokus Permasalahan
Dalam makalah ini penulis akan memfokuskan permasalah pada jenis
1.Bagaimana ciri bentuk reduplikasi dalam bahasa Indonesia.
2.Bagaimana proses morfologis pembentukan reduplikasi berafiks
3.Bagaimana ciri makna reduplikasi berafiks.

C. Kajian Teori

Sebagai landasan berpikir dalam pembahasan reduplikasi berafiks, penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan dengan definisi reduplikasi, jenis reduplikasi, dan makna reduplikasi.
Definisi Reduplikasi
Ada beberapa pendapat tentang definisi reduplikasi yang p[enulis peroleh. Salah satunya adalah JWM. Verhaar yang mengatakan bahwa reduplikasi merupakan proses morfemis yang membentuk pengulangan dari sebuah atau sebagian bentuk dasar. Pendapar Verhaar ini diperkuat lagi dengan pendapat M.Ramlan yang mengatakan reduplikasi sebagai satuian gramatik baik seluruh maupun sebagian baik dengan variasi fonem maupun tidak.
Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa reduplikasi harus memiliki unsure
1.Terjadinya perulangan dari suatu bentu dasar.
2.pengulangan bentuk dasar bias terjadi secara penuh ataupun parsial.
3.pengulangan bias terjadi dengan variasi fonem ataupun tidak.

Jenis Reuplikasi
Ada beberapa jenis reduplikasi yang dikem,ukakan oleh ahli-ahli linguistic. Verhaar membagi reduplikasi menjadi dua yaitu reduplikasi keseluruhan dan reduplikasi parsial. Reduplikasi keseluruhan adalah reduplikasi yang proses pengulangannya terjadi secara menyeluruh dari suatu bentuk dasar. Sebagai contoh leksem makan menjadi makan-makan, rumah menjadi rumah-rumah. Sedangkan reduplikasi parsial adalah reduplikasi yang pengulangaanya hanya sebagaian dari suatu bentuk dasar. Sebagian tersebut bias di awal maupun diakhir bentuk dasar yang mengalami reduplikasi. Sebagai contoh adalah leksem luhur menjadi luluhur kemudian mengalami penyederhanaan menjadi leluhur.
Lain Halnya dengan Harimurti Kridalaksana. Harimurti membagi reduplikasi menjadi dua kelompok yaitu dari sudut pandang kajian yang meliputi reduplikasi fonologis, morfologis, dan sintaksis. Di samping iti harimurti juga mengelompokkan reduplikasi sesuai dengan bentuknya yaitu reduplikasi dwipurwa, dwilingga, dwilingga salin swara, dwiwasana, dan trilingga.
Reduplikasi fonologis adalah reduplikasi yang pengulangannya terjadi pada tataran fonologis atau bunyi. Reduplikasi jenis ini tidak mengalami pengulangan leksem sehingga tidak menimbulkan mkna baru. Reduplikasi morfemis adalah reduplikasi pada ta6taran morfologi yang mengakibatkan pengulangan suatu leksem. Pemngulangan ini mengakibatkan timbulnya sebuah makna baru. Reduplikasi sintaksis adalah proses yang terjadi atas leksem yang menghasilkan satuan yang berstatus klausa. Reduplikasi jenis ini sudah dihubnfngkan dengan penggunaannya dalam klausa.
Reduplikasi dwipurwa adalah pengulangan suku kata pertama oada sebuah leksem dengan pelemahan vocal. Contoh:
Tangga → tatangga → tetangga
Tamu → tatamu → tetamu
Sama → sasama → sesame
Reduplikasi dwilingga yaitu terjadinya pengulangan leksem secara utuh. Contoh
Rumah → rumah-rumah
Makan → makan-makan
Pagi → pagi-pagi

Reduplikasi dwilingga salin swara adalah reduplikasi dengan pengulangan leksem deang variasi fonem. Contoh:
Coret → corat-coret
Balik → bolak-balik
Senyum → senyam-senyum

Reduplikasi dwiwasana adalah pengulangan bagian belakang dari leksem yang diulang. Contoh:
Pertama → pertama-tama
Sekali → sekali-kali
Perlahan → perlajan-lahan

Reduplikasi Trilingga yaitu reduplikasi tiga bentuk. Redupolikasi jenis ini pada umumnya pengulangan anomatope atau peniruan bunyi dengan variasi fonem. Contoh
Dor → dar-der-dor
Ramlan membagi reduplikasi memjadi empat yaitu pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan berimbuhan, dan pengulangan dengan perubahan fonem.pengulangan seluruh versi Ramlan ini sama dengan reduplikasi dwilingga yang dikemukakan oleh Harimurti. Pengulangan sebagian berhubungan dengan dwipurwa dan dwiwasana versi harimurti atau pengulangan parsial versi Verhaar.
Dari beberapa pendapat di atas dapat kami sarikan tentang jenis kata ulang atau reduplikasi yaitu
1.Reduplikasi utuh atau seluruh yaitu redupliasi yang proses pengulangannya terjadi pada keseluruhan bentuk dasar atau leksem yang diulang.

2.reduplikasi sebagian yaitu reduplikasi yang pengulangannya terjadi hanya sebagian dari bentuk dasar atau leksem yang diulang. Sebagian dari bentuk dasar tersebut bias pengulangan hanya pada bagoian depan ataupun bagian belakang.

3.Reduplikasi berubah bunyi yaitu reduplikasi yang pengulangannya mengakibatkan variasi fonem.

4.Reduplikasi berafiks atau berimbuhan yaitu reduplikasi yang mendapatkan imbuhan baik berupa prefiks, infiks, sufiks, ataupun konfiks.

Makna Reduplikasi
Makna reduplikasi merupakan makna tambahan yang dihasilkan dari adanya proses morfologis yang membentuk sebuah pengualangan dari sebuah bentuk dasar. Dari beberapa data yang ada, penulis ingin menampilkan beberapa makna dari kata ulang. Makna-makna tersebut adalah:
1.Pekerjaan yang dilakukan sungguh-sungguh (intensif) Contoh:
Jangan diangkat-angkat lagi barang itu.
2.Pekerjaan yang dilakukan sambil lalu. Contoh:
Adik suka tidur-tiduran di lantai
3.pekerjaan yang dilakukan berkali-kali. Contoh:
Mereka tertawa-tawa saat mendengarkan cerita lucu.
4.berbalasan (resiprokal). Contoh:
Kedua orang itu cubit-cubitan.
5.yang memiliki sifat yang dikemukakan bentuk dasarnya lebih dari satu. Contoh:
Anak-anak pak Romli cantik-cantik.
6.ketidakpastian Contoh:
Kami tidak boleh mengerjakan soal itu secara untung-untungan.
7.jamak atau banyak. Contoh:
Pohon-pohon di sepanjang Jlan Sudirman akan ditebang.
8.bermacam-macam. Contoh:
Saat hari raya semua orang berpakaian warna-warni yang meriah.
9.variasi hal. Contoh:
Jari-jemari Novi amat lentik.
10.segala macam Contoh:
dukun itu meminta sesajian dari kembang tujuh rupa.
11.segala macam yang di- Contoh:
Banyak tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di hutan tropis.
12.yang dianggap. Contoh:
leluhur bangsa Indonesia adalah orang pemberani
13.ketdaktentuan Contoh:
Coba kamu tanyakan soal itu kepada siapa-siapa saja yang kamu inginkan.
14.yang bertindak sebagai Contoh:
Meskipun sudah bapak-bapak, gaya pak Amir masih seperti anak muda.
15.menyerupai / mirip Contoh:
langit-langit rumah kami sedang diperbaiki.
16.melakukan sesuatu mirip dengan sifat Contoh:
andi dan temannya sedang bermain kucing-kucingan di samping rumah.
17.kumpulan berbagai jenis Contoh:
Susi lebih suka dengan makanan yang berasal dari umbu-umbian.
18.keheranan Contoh:
Apa-apan sih, kok kamu aneh begitu?
19.beberapa Contoh:
Berpuluh-puluh mahasiswa berkumpul di depan kantor rector.

PEMBAHASAN
A. Ciri Bentuk Reduplikasi
Ada beberap cirri bentuk Reduplikasi dalam bahasa Indonesia. Ciri-ciri tersebut adalah
1.Reduplikasi tidak mengubah golongan kata bentuk dasar yang diulang. Dengan kata lain kelas bentuk dasar kata ulang tersebut masih sama dengan setelah terjadi pengulangan. Sebuah nomina apabila diulang maka akan menjadi nomina pula. Contoh:
Rumah (N) Rumah-rumah
Berkata Berkata-kata
Cepat cepat-cepat
Keempat keempat-empat
Merah kemerah-merahan

2. Bentuk dasar kata ulang berupa satuan satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Sebagai contoh adalah kalimat
Irma memukul-mukulkan tongkat itu ke bangku.
Reduplikasi memuku-mukulkan memiliki kesempatan bentuk dasarnya berupa *memukul, *mukulkan, dan memukulkan. Kata memukul merupakan bentuk tak terterima seperti halnya mukulkan. Jadi jelas, kata ulang memukul-mukulkan berasal dari kata dasar memukulkan karena bentuk memukulkanlah yang terterima. Contoh lain adalah
mengata-ngatakan berasal dari mengatakan bukan *mengata atau *ngatakan.
Berdesak-desakan berasal dari berdesakan bukan *berdesak atau *desakan.

3. Proses bentuk reduplikasi berafiks mungkin
a. Proses reduplikasi dan afiksasi terjadi bersamaan. Contoh
-ton ber + R berton-ton
Pada kasus ini ber- dan reduplikasi ton-ton terjadi secara bersamaan karena bentuk *ton-ton tidak terterima dalam bahasa Indonesia.
b. proses afiksasi terjadi lebih dahulu baru proses reduplikasi. Contoh:
lari berlari berlari-lari
mingat mengingat mengingat-ingat
c. Proses reduplikasi terjadi lebih dahulu baru proses afiksasi. Contoh:
mobil Mobil-mobil mobil-mobilan
robot robot-robot robot-robotan
Di sini tampak jelas bahwa mobil dan robot mengalami proses reduplikasi terlebih dahulu. Dalam bahasa Indonesia *robotan dan *mobilan tidak terterima.

4. sifat reduplikasi bias bersifat paradigmatic dan juga bias derivasional.
5. Reduplikasi dapat berupa semantic yaitu reduplikasi yang tersusun dari dua kata yang maknanya bersinonim yang membentuk satu kesatuan. Misalnya:
Hancur-luluh
Terang-benderang
Gelap-gulita

B. Proses Morfologis Reduplikasi Berafiks
Yang dimaksud dengan reduplikasi berafiks adalah reduplikasi yang mendapatkan afiks atau imbuhan. Ada dua kemungkinan sebuah kata ulang memiliki afiks secara proses. Kemungkinan pertama adalah sebuah kata mendapatkan afiks terlebih dahulu baru kemudian mengalami proses afiksasi. Kemungkinan kedua adalah sebuah leksem atau bentuk dasar mengalami proses reduplikasi terlebih dahulu baru kemudian mendapatkan afiksasi.
Contoh proses pertama adalah
leksem afiks Kata jadian reduplikasi
Ambil Me- mengambil mengambil-ambil
Tarik di- Ditarik Ditarik-tarik
Main Ber- Bermain Bermain-main
batuk Ter- Terbatuk Terbatuk-batuk
Dekat Ber-an Berdekatan Berdekat-dekatan
Makan -an Makanan Makan-makanan
dua Ke- kedua Kedua-dua

Proses pertama ini meskipun memiliki afiks ataupun imbuhan pada bentuk kata dasarnya tetapi tidak disebut dengan kata ulang berafiks. Hal ini disebabkan oleh proses pemberian afiksnya terjadi sebelum proses reduplikasi terjadi. Menurut M. Ramlan jenbis pertama ini dikategorikan sebagai reduplikasi sebagian sedangkan Harimurti lebih cenderung pada bentuk reduplikasi dwiwasana.
Lain halnya dengan proses kedua. Pada proses kedua ini afiks diberikan setelah proses reduplikasi terjadi. Karena hal itulah, Ramlan mengatgorikan jenis ini sebagai reduplikasi berafiks. Afiks bias berupa prefiks atau awalan, infiks atau sisipan, sufiks atauakhiran, dan konfiks atau gabungan awalan dan akhiran. Berikut ini adalah contoh reduplikasi berafiks yang dapat penulis temui dari berbagai sumber
leksem afiks reduplikasi Keterangan
gila Ter- Tergila-gila Kata *tergila sebagai bentuk dasar tidak berterima.
kuda -an Kuda-kudaan *kudaan
kereta -an Kereta-keretaan *keretaan
sakit -an Sakit-sakitan *sakitan
rumah -an Rumah-rumahan *rumahan
kucing -an Kucing-kucingan *kucingan
acak -an Acak-acakan *acakan
cepat Se-nya Secepat-cepatnya
gunung -em- Gunung-gemunung *gemunung
tali -em- Tali-temali *temali
Ragu (A) Ke-an Keragu-raguan *keragu, *keraguan (N), *raguan
merah Ke-an Kemerah-merahan *kemerah, *kemerahan, *merahan
dalam Se-nya Sedalam-dalamnya

C. Makna Yang ditimbulkan dari reduplikasi berafiks
Beberapa makna yang ditimbulkan dari proses morfologis yang membentuk reduplikasi berafiks anatar lain
1.Kemiripan bentuk. contoh
a. ayah membelikan adik mobil-mobilan.
b. Deni sedang membuat kereta-keretaan.
c. Mereka membuat rumah-rumahan di samping rumah.

2.kemiripan sifat. Contoh
a.adik sedang bermain kucing-kucingan.
b.Anak-anak sedang bermain pengantin-pengantinan.
c.Susi sedang masak-masakan bersama Santi.
3.agak
a.Langit senja itu tampak kemerah-merahan.
b.Wajahnya kehitam-hitaman terkena arang.
c.Wajahnya pucat keputih-putihan saat melihat bayangan hitam itu.
4.berkali-kali atau sering. Contoh
a.Sejak kelahiran anaknya yang pertama, Zaenab sering sakit-sakitan.
b.Sakit jiwanya sering kumat-kumatan terutama kalau sedang bermasalah.
5.intensitas
a.Galilah lubang sumur itu sedalam-dalamnya.
b.Jamal berlari secepat-cepatnya untuk menjadi yang pertama sampai di tempat tujuan yang telah ditentukan.
c.Makanlah sepuas-puasnya.
6.hal yang berhubungan dengan
a.Gunung-gemunung menjulang tinggi.
b.Jari-jemari manusia memiliki fungsi tersendiri.



KESIMPULAN
Dari oembahasan di atas, dapat penulis berikan kesimpulan yang berhubungan dengan reduplikasi terutama pada jenis reduplikasi berafiks.
1.Reduplikasi berafiks adalah salah satu jenis reduplikasi yang mendapatkan imbuhan.
2.imbuhan pada reduplikasi berafiks terjadi setelah proses reduplikasi terjadi atau bersamaan denganproses reduplikasi tersebut.
3.afiks yang menunjang pada proses reduplikasi berafiks dapat berupa prefiks, infiks, sufiks, ataupun konfiks.
4.Reduplikasi baik berafiks ataupun tidak tidak dapat mengubah kelas kata pada bentuk dasarnya.



DAFTAR PUSTAKA


Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bhasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
M. Ramlan. 1997. Morfologi : Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV.Karyono.
Mulyono. 2003. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mapel Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Verhaar. .Dasar-Dasar Linguistik. Yogyakarta : Kanisius
Beberapa media cetak.

Laskar Pelangi : Sebuah Potret Indonesia Sejati

Gencar terdengar Film Laskar Pelangi meraup perhatian yang sangat fantastis dengan jumlah penontonnya. bagaimana tidak, sudah hampir satu bulan lamanya fil ini diputar di bioskop-bioskop 21. Namun masih saja kita harus rela mengantri berjam-jam untuk mendapatkan tiketnya. Yang lebih fantastis lagi, di antar penonton yang berjubel itu saat ditanya sudah menonton film tersebut sebanyak 2 sampai 3 kali. heran gak tuh.
Apa sih sebenarnya kehebatan dari film Laskar Pelangi? Apakah karena adanya tuah Tuk Balantula? atau karena memang kehebatan ceritanya? Tentu saja tuah Tuk Balantula hanya sebagian dari cuplikan adegan dalam film tersebut. jadi itu bukanlah sesuatu yang menjadikan film tersebut laris manis bak kacang goreng di pinggir jalan. lalu sebenarnya apa sih nilai lebih film ini?
Realita kehidupan. barang kali itu yang tercermin dari film tersebut. Selama ini kita di bawa ke alam khayal yang entah dengan maraknya sinetron-sinetron musikal ala india. Hidup kaya raya dengan persaingan nafsu masyarakat modern. Atau replika dari cerita-cerita rakyat yang di kemas dengan setting gaya modern berhiaskan kesaktian masa lampau. orang-orang dengan mudah mengeluarkan kesaktian yang mandra guna.
Laskar Pelangi tiba-tiba muncul di tengah mimpi siang bolong para penikmat hiburan audio visual di televisi. mereka di sadarkan bahwa kita hidup di dunia nyata bukan dunia mimpi. ada gambaran Ikal. Lintang, atau Mahar di tengah-tengah kita. Mereka anak-anak

Kamis, 23 Oktober 2008

Kumpulan Puisi


BIAR

Bukankah kusudah bilang
Jangan lepas aku dari tali kekang
Karena aku kan jadi liar
Menerjang,
menendang

Kini aku lepas menyeruak leliku hari
Sepi tak berarti
Dalam kepalsuan hakiki

Tangkap aku dengan laso
Kurung aku dalam istal bambu
Biar
Biar saja mengerang
menggeram
Biar
Biar saja terus meringkik tak berkutik
Sampai pada akhir sebuah detik


HANYA HARAP

Kalau boleh kupinta padamu
Temui aku dalam batas perjalananku


Aku tahu
Aku bukanlah lelaki pilihan
Yang mampu menyuarakan suaramu
Aku tahu
Aku bukanlah lelaki harapan
Yang mampu mengusung panji-panjimu

Aku papa tanpamu
Buta dalam benderangnya mercuri ibu kota
Terpuruk sedalam lorong tak berujung

Yang aku ingin hanyalah
Temui aku dalam batas perjalananku
Dengan senyummu teduh
Karena rindu ini begitu lekat
Terpahat dalam hatiku dalam
Mengalir bersama darah di degup jantung
Karena rindu itu begitu pekat
Mengharap tetes kasihmu yang kan membuka pintu harapku yang kekal



Rinduku padamu lelaki berjubah putih

Rinduku padamu
Seperti rindu bumi pada matahari
yang hangatkan sepanjang siang
Rinduku padamu
Seperti rindu pagi pada kokok ayam
yang membuat pagi lebih bermakna
Rinduku padamu
Seperti rindu perahu layar pada angin
yang membawa menjelajah jauh ke tengah samudera
Rinduku padamu
Seperti rindu ikan pada laut
yang menebar hidup dan memberikan hidup pada semuanya
Rinduku padamu,
Adalah rindu tak bertepi
Seperti bumi
Langit
Dan dalamnya hati
Kini
Dan juga esok


Akankah rindu ini terjawab..?!


TITIP PESAN UNTUK ANAKKU

Nak,
Hidup abi, tak seperti hidupmu
Yang penuh dengan belukar modernisasi
Kepedihan yang melenakan
Menenggelamkan diri kedasar kenistaan
Terdalam tanpa kau sendiri menyadari

Nak,
Kalau boleh abi bertanya
Sudah siapkah engkau dengan hari esokmu?
Jangan!
Jangan pernah kau katakan tidak
Karena besok pasti datang
Menghampirimu
Dalam ketidaksadaranmu

Bersiaplah, Nak
Dengan bekal yang memadai

Nak,
Hari ini kutitipkan seuntai kata
Mungin dapat kau ingat, nanti
Kita memang papa
Tapi kita masih punya
Yang maha kuasa



SESAL

Seorang gadis desa
Terpaku sendiri
Di sebuah kali
Gemericik kali hari ini
Tak seriang yang kemarin

Seorang gadis desa
Termenung
Dalam remang kamar kosong
Hatinya melolong
Menyuarakan harap yang bolong

Sepi ini adalah milikku
Sepi ini karenaku
Karenamu
Kemarin
Saat bertemu



SAJAK PENGAKUAN

Maaf,
Aku telah berpaling darimu
Meski hanya dengan diriku

Tanda Cinta Buat Emak


Mak, aku tak tahu, apakah aku harus menangis atau tersenyum, melihat engkau terbujur dingin. Nyawa yang selama ini mengaitkan engkau antara dunia fana dan hidup abadi, kini telah sirna. Tubuh kurusmu begitu ringkih menahan beban hidup yang begitu menyakitkan. Tubuhmu akhirnya harus merelakan nyawa satu-satunya yang engkau miliki kembali ke haribaan sang khalik. Mak, mungkinkah engkau merasa lega dengan jemputan malaikat maut yang baru saja engkau terima? Kulihat engkau tersenyum begitu manisnya. Tak secuil pun gambar kesakitan dan ketakutan tergores di pipimu yang keriput. Keikhlasan begitu tergambar dari senyummu yang begitu damai menghadapi sang maut. Dan senyum itu tak pernah aku lihat sepanjang engkau hidup bersamaku, Mak. Aku yakin engkau akan bertemu Tuhan dengan pertemuan yang begitu syahdu. Yah, mungkin perjalanan abadimu kini lebih berarti tinimbang terus menyaksikan hidup yang serba tak menentu.

Mak, manakala kutatap wajahmu yang semakin dingin itu, ada rasa yang entah. Rasa kosong dan hampa yang tiba-tiba menekan dada, nafas, dan otakku. Aku tak tahu, Mak. Mengapa aku tidak menangis seperti layaknya orang-orang yang ditinggal mati oleh kerabatnya. Aku hanya bisa terpaku bisu. Air mata terasa begitu kering. Yang ada hanya duka diri kehilangan orang yang biasa diajak berbagi. Kehilangan orang yang sering menyadarkan aku kala kekufuran menyergap diri.tapi, bukankah tangisku juga tak kan mengubah apa yang telah terjadi. Aku tak ingin menyusahkanmu lagi dengan isak tangis yang hanya basa-basi.

Masih terbayang jelas dalam benakku ,Mak ketika kau tiba-tiba jatuh sakit. Disentri telah menyerangmu. Penyakit itu memang penyakit kampungan kata orang-orang, tapi penyakit itu juga yang mampu menjadi sarana engkau pergi untuk selamanya. Engkau kesakitan dengan sakit yang teramat sangat. Aku tahu itu dari raut mukamu yang sulit dilukiskan, meskipun engkau berusaha untuk menyembunyikan sakit itu dariku. Mak, engkau memang perempuan luar biasa. Tak pernah sekalipun engkau mengatakan sakit meskipun akhirnya engkau kalah oleh sakit itu. Engkau nikmati semua derita yang menimpa dengan kenikmatan yang sebenarnya.

Maaf, Mak. Kalau saat itu aku tak dapat membawamu berobat ke dokter, tabib, atau dukun. Engkau pasti tahu betul karena untuk berobat ke sana juga butuh biaya. Sementara penghasilanku dengan mengumpulkan rongsokan tak pernah bisa lebih dari lima ribu perak sehari. Itupun kalau aku sedang beruntung memperoleh barang-barang bekas. Maafkan anakmu,Mak, kalau aku hanya bisa membelikanmu pil disentri seharga enam ribu perak sebutir. Itupun dengan pengorbanan cucu dan menantumu. Mereka terpaksa puasa, Mak, agar aku dapat membelikan pil itu untukmu. Namun panggilan Tuhan ternyata lebih dulu menjemputmu daripada usahaku membeli pil itu di kota kecamatan. Pil itu kini masih aku genggam, tapi sudah tak berguna lagi untukmu. Engkau sudah tak memerlukannya lagi kan,Mak. Tapi tak mengapa, semoga sebutir pil ini bisa menunjukkan tanda baktiku padamu. Ya, hanya itulah yang bisa aku berikan padamu,Mak.

Mak, maafkan aku. Sebagai anak aku mungkin tak bisa membahagiakanmu di dunia. Selama engkau tinggal bersamaku, tak sekalipun engkau kuberikan kebahagiaan. Kekurangan adalah sahabat kita. Kalau dalam sehari kita tidak merasa kekurangan rasanya kok aneh. Kita memeng orang yang hebat,Mak. Kita cukup makan sekali dalam sehari sementara orang-orang harus tiga kali. Kita juga bisa bertahan hidup tanpa listrik, televisi, atau hiburan lain sementara orang ribut kalau benda-benda itu tidak tersedia di rumah-rumah mereka. Tapi kita tak pernah bersedih dan berduka. Itu anjuranmu kan, Mak. Masih jelas dalam kepalaku engkau pernah berkata

“Nardi, jadi orang itu harus sabar, menerima dengan syukur. Tidak usah iri dengan rejeki tetangga. Kita boleh saja tidak punya apa-apa, tapi jangan harga diri kita engkau gadaikan untuk keperluan dunia” begitu katamu, Mak sambil menjemur gaplek di depan gubuk kita.

Aku juga masih ingat saat engkau memarahiku saat aku mencoba protes kepada kepala desa karena kita tidak terdaftar sebagai penerima BLT.

“Nardi, gak usah minta-minta sumbangan kepada orang. Jangan sekali-kali kamu berharap pada orang. Ingat, Nardi, kita sudah miskin, tapi jangan lantas kita tidak punya apa-apa. kita masih punya harga diri, akankah engkau gadaikan harga dirimu itu dengan uang seratus ribu perbulan? Malu Nar,malu. Emakmu malu kalau anaknya harus ribut untuk menjadi pengemis pada pemerintah.” begitu katamu saat itu. Kemarahan dan kedukaan tergambar jelas dalam raut mukamu yang kelam.

tapi ,Mak kita tidak makan dengan harga diri. Yang kita makan nasi, dan untuk nasi kita butuh uang. Bukankah BLT itu diperuntukan untuk orang-orang miskin,Mak? Kita ini miskin, bahkan barangkali termiskin sekecamatan. Tapi mengapa kita tidak menerima bantuan itu. Apa mereka buta? Atau kita dianggap tidak ada?” protesku mendengar nasihatmu.

Jangan suka menghina diri sendiri Nardi. Kita memang miskin, tapi kita masih bias bekerja. Kalau butuh uang ya usaha.Bukan memint-minta yang bukan jatah kita” lanjutmu untuk mencegah langkahku saat itu. Gaplek yang saat itu sedang kau jemur, terus tergenggam erat di tangan. Gemetar tanganmu menahan gejolak dalam dadamu saat itu.

“Mak, keluarga pak lurah yang sudah mampu saja mendapatkan BLT, mengapa kita yang kesusahan malah tidak dapat,Mak. Itu namanya tidak adil” kataku mulai melemah melihat amarahmu yang terpendam.

“Nardi, kalau kamu mengharap keadilan di dunia ini, sama saja kamu berharap dimasukkan kembali ke perut emakmu. Apakah itu mungkin?” Katamu ,Mak sambil tertatih meninggalkanku sendiri.

Aku terhenyak mendengar perkataanmu. Aku tersadar, betapa aku telah keliru mengharap pada manusia. Maaf ,Mak kalau saat itu aku terus membantah perkataanmu.

☻☺☻☺☻

Mak, maaf. Kalau sejak engkau menghembuskan nafasmu yang terakhir, baru ada dua orang yang datang. Jangan bersedih ,Mak. Mungkin mereka sibuk urusan dunia mereka atau mereka khawatir gubuk kita akan penuh sesak dan akhirnya roboh apabila mereka datang. Mereka telah berbaik hati untuk tidak membuat gubuk kita roboh. Lagi pula apa yang dapat mereka peroleh dari kta ya, Mak?

Mak sabar ya, untuk segera berangkat ke alam keabadianmu. Aku masih menunggu satu orang lagi untuk dimintai pertolongan mengangkatkan keranda jenazahmu. Mudah-mudahan mereka mau ya, Mak. Tapi kalaupun mereka tidak mau, mak aku pun sanggup menggendongmu ke kuburan seorang diri. Toh berat tubuhmu tidak terlalu berat dan juga kuburan untukmu yang telah aku siapkan juga tidak jauh dari gubuk kita.

O, iya maaf ,Mak. Kuburanmu terpaksa tidak di pemakaman umum. Uangku tidak cukup lagi untuk membayar ongkos penguburan di pemakaman umum. uangku sudah habis buat membeli pil seharga enam ribu rupiah sebutir yang kini berada di kantong kolorku dan secarik kain kafan kasar untuk pakaian terakhirmu. Tak ada biaya lagi untuk menguburkanmu di tanah pemakaman umum karena untuk menguburkan di situ harus mengeluarkan beberapa ratus ribu rupiah. Kalau aku punya uang sebanyak itu Mak tentunya aku tak cuma membelikanmu pil disentri yang seharga enam ribu perak tapi aku pasti akan membawamu berobat ke mantri atau dokter sehingga engkau pun mungkin dapat tertolong. Dunia memang aneh, Mak sampai-sampai untuk mati saja harus jadi orang kaya. Lah, kita yang miskin memang harusnya tidak dilahirkan ya, Mak. Tapi mengapa Tuhan menciptakan orang miskin seperti kita? Berarti kita sebenarnya ada manfaatnya juga di dunia. Ah, bodo amat lah, dengan orang lain yang menganggap kita tak berarti. Yang penting Tuhan menganggap kita berarti.

Mak, Kuburanmu aku buatkan di samping gubuk kita, di tempat biasa engkau mengupas singkong yang akan engkau buat menjadi gaplek. Mudah-mudahan engkau senang. Bukankah tempat itu tidak asing lagi buatmu, Mak? Ambil hikmahnya saja ya,Mak. Dengan kuburanmu yang dekat dengan rumah, aku bisa kapan saja berkunjung ke rumahmu yang baru. Aku yakin, rumahmu yang baru akan lebih besar daripada gubuk kita. Lebih luas dan lebih indah. Bukankah begitu, Mak kata pak ustad yang sering mengisi pengajian di masjid, meskipun kita hanya mendengar dari balik tembok keliling masjid yang kokoh itu. Meskipun yang tampak hanya sepetak tanah yang ditanami berbagai macam palawija tanamanmu. Singkong, ketela rambat, talas, bayam, dan cabai yang kautanam masih tetap kubiarkan agar engkau tidak merasa asing. Lagipula itu adalah warisanmu yang harus selalu kurawat demi kesejahteraan anak dan cucumu.

Hari semakin sore, mendung begitu tebal menyelimuti angkasa. Hujan belum turun, hanya sesekali kilat di langit atas menampakkan cahaya. Pelayat yang telah datang, Paijo dan Karmin, sudah pulang. Tak ada lagi orang yang datang untuk membantu menguburkan mak Pariyem. Mayat mak Pariyem sudah dimandikan oleh Narto anak semata wayangnya dibantu oleh istri dan anaknya yang drop out dari kelas lima sekolah dasar. Alam tampak bersedih. Angin semilir seolah mengajak Narto anaknya untuk segera menguburkan mayat ibunya. Orang-orang kampung sudah tidak dapat diandalkan. Mereka lebih tertarik berbicara tentang politik, uang, dan apa yang akan mereka peroleh dari tenaga yang mereka keluarkan.

Dengan khusuk Narto memimpin sholat mayat untuk emaknya diikuti lastri, istrinya, dan Jamal ,anaknya, dengan bacaan sebisanya. Dia memang tak pernah belajar agama secara khusus. Guru agamanya hanyalah bapaknya dan ibunya yang semuanya kini sudah tiada. Sesekali memang Narto mengikuti pengajian di masjid tetapi hanya di balik masjid. Dia sadar betul tubuh dan bajunya yang kotor tak layak untuk masuk ke masjid yang suci itu. Di samping itu, trauma masa kecilnya diusir dari masjid oleh pak ustad saat ia kecil gara-gara ia mau belajar sholat tetapi badan kotor dan bau cukup membuatnya jera untuk masuk rumah Tuhan yang suci itu. Ia tak mendendam. Kesadaran akan dirinyalah yang akhirnya menguasai hari-harinya untuk jauh dari tempat suci itu. Sebagai seorang muslim, narto paham betul bahwa mengurus jenazah merupakan fardu kifayah dimana apabila sudah ada satu orang yang mengurusnya maka gugurlah kewajiban bagi muslim yang lainnya. Kini dia hanya ingin menggugurkan kewajiban muslim di sekitar rumahnya. Dia juga malu apabila nanti arwah ibunya bertemu malaikat dan ditanya tentang saudara muslimnya. Apa yang harus emak katakan? Memang kami menganganggap semua muslim adalah saudara kami, tapi apakah mereka mau mengakui kami sebagai saudara mereka.

Daiangkatnya tubuh ringkih emaknya yang sudah tak bernyawa dari keranda bambu buatannya sendiri. Narto masih kuat untuk mengangkat tubuh ibunya yang hanya memiliki berat tiga puluh kilogram. Dilangkahkannya kakinya pelan. Tubuh ibunya terasa begitu melekat pada tubuhnya yang semakin lemah karena puasa. Pelan tapi pasti. Tiba-tiba ada rasa haru yang menyergap relung hatinya. Dadanya penuh dengan rasa itu. Mata mulai memanas, dan akhirnya sebulir kristal air matanya turun berlahan melewati kelopak mata dan meluncur melalui pipinya yang hitam. Butir air mata itu terus meluncur dan berhenti di dagunya yang kasar. Ingin ia mengusap butir air itu, tapi ia tak memiliki kekuasan. Tangannya tengah sibuk menggendong tubuh emaknya. Dalam hatinya Narto berdoa, “ya, Tuhan. Jangan biarkan air mata ku jatuh di kain kafan emakku. Biarkan kain itu bersih karena kain itu merupakan kain satu-satunya yang akan emakku pakai untuk menghadap-Mu.” Lalu diusapkan janggutnya pada lengan kanannya untuk menghilangkan air mata Narto sambil terus berjalan menuju pemakaman untuk emaknya di belakang gubuk reyot mereka. Narto berhenti sesaat. Diamatinya tubuh emaknya dalam gendongannya, memastikan air matanya tak mengotori kain kafan emaknya. Setelah diyakininya betul kain kafan emaknya masih seperti semula, ia melanjutkan perjalanannya ke makam ibunya yang tinggal beberapa langkah.

Sampailah rombongan pengantar jenazah itu sampai di makam ibunya. Ditatapnya lubang kubur untuk ibunya yang telah ia gali tadi pagi. Narto tercenung sesaat. Siapa nanti yang akan turun di bawah lubang kubur dan siap pula yang akan memegangkan jenazah emaknya.Betapa akan tertolongnya dia apabila kang paijo atau kang Karmin masih di sini, bisik hati Narto Namun, segera ditepisnya pikiran itu jauh-jauh. Maaf , Mak aku telah mengeluh meski dalam hati. Engkau pasti tidak suka kalau eku mengeluh, apalagi saat mengantarkanmu untuk terakhir kalinya. Dipanggilnya istri dan anaknya untuk membopong jenazah emaknya, kemudian Narto segera turun masuk ke lubang kubur emaknya. Beberapa saat kemudian selesailah prosesi pemakaman sederhana seorang perempuan sederhan dengan pola pikir sederhan dan acara sederhana. Narto dan keluarganya segera meninggalkan kuburan emaknya. “Selamat jalan, Mak. Hidupmu kini lebih indah dari hidupmu yang lalu. Sampaikan rindu kami untuk menyusulmu pada, Tuhan agar kami bisa bertemu dengan keadilan yang hakiki”


(Mengenang Ibunda tercinta. Terima kasih bunda, telah engkau tunjukkan indahnya dunia dengan memberi aku kesempatan menikmati getirnya dunia yang sekaligus manis)


Selasa, 21 Oktober 2008

Pembelajaran Bahasa Indonesia

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

A. Pengantar

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi. Salah satu alasannya, kemampuan berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat sebagian besar iptek itu “terdokumentasi”dalam bentuk referensi yang bermedia bahasa Indonesia. Sebagai konsekuensi dari itu, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai salah satu bagian dari jenjang pendidikan dasar, juga memasukkan mata pelajaran tersebut ke dalam kurikulumnya, yaitu Kerikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Salah satu hal yang sangat urgen kaitannya dengan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah bagimana caranya agar pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dapat berhasil dengan baik? Jawaban untuk pertanyaan seperti itu tentu banyak sekali variasinya, mengingat banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia,. Salah satunya adalah perlu adanya pemahaman mengenai karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia oleh praktisi pendidikan, khususnya guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia.

Dengan memahami karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia, seorang guru paling tidak akan mampu (1) memilih bahan materi yang tepat, (2) memilih metode dan strategi yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan menyenangkan, dan sebagainya, serta pada muara akhirnya adalah (3) dapat mengantarkan pada ketercapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Lalu, bagaimanakah karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan seperti itu tentu harus dikaitkan dengan hakikat bahasa Indonesia sebagai sebuah bahasa dan bahasa Indonesia sebagai suatu mata pelajaran.

B. Bahasa Indonesia sebagai Suatu Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia berupa bunyi simbol yang mengandung makna. Dengan bahasa, manusia dapat mengaktualisasikan pikiran dan perasaannya, serta dapat berinterakasi dengan sesamanya untuk berbagai keperluan hidup. Demikian pula bahasa Indonesia, sebagai sebuah bahasa, peran dan fungsinya tidak akan jauh berbeda dengan hal tersebut. Itulah sebabnya, pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah harus mengaitkan dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi. Oleh karena itu, pendekatan dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran berpedoman pada fungsi bahasa tersebut, yaitu metode atau pendekatan komunikatif.

Bahasa merupakan sebuah sistem. Di dalam bahasa terdapat berbagai komponen yang membentuk sistem bahasa, di antaranya adalah komponen pada tataran bunyi (fonologi), kata (morfologi), kalimat (sintaksis), makna (semantik), dan sebagainya. Setiap komponen bukannya berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan. Dengan memahami bahwa bahasa Indonesia sebagai sebuah sistem, pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang baik dilakukan secara terpadu (terintegrasi), bukan secara terpisah-pisah (parsial). Keterpaduan itu tidak hanya lintas materi, bila perlu lintas bidang atau lintas mata pelajaran.

Bahasa akan muncul salah satunya dipengaruhi oleh situasi atau konteks tertentu. Faktor konteks ini akan turut memberi kontribusi dalam proses “pembentukan makna” pada bentuk bahasa yang muncul. Sehubungan dengan hal tersebut, kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang baik di sekolah dilakukan tanpa meninggalkan konteks berbahasa. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual akan menjadi sebuah alternatif yang tepat untuk digunakan dalam praktik pembelajaran bahasa Indonesia.

Di samping hal di atas, bahasa diperoleh seseorang melalui beberapa cara. Salah satunya adalah melalui kegiatan pembelajaran. Agar pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dapat berhasil dengan baik, pemahaman terhadap terhadap teori pemerolehan bahasa perlu dimiliki oleh para guru bahasa Indonesia.

C. Bahasa Indonesia sebagai Suatu Mata Pelajaran di Sekolah

Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), termasuk KTSP, pada dasarnya adalah sebuah program pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa (dan sastra) Indonesia di kalangan para peserta didik. Mata pelajaran tersebut mengemban fungsi sebagai (1) sarana pembinaan kesatuan dan kesatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa dan sastra Indonesia yang baik unutk berbagai keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran, dan (6) sarana pemahaman keberagaman budaya Indonesia melalui khasanah kesastraan. Tujuan dan fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia tersebut akan menjadi pedoman dan arah dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Di antara tujuan yang diemban oleh mata pelajaran bahasa Indonesia adalah peserta didik memiliki keterampilan dalam berbahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara reseptif (membaca dan menyimak) maupun secara produktif (berbicara dan menulis). Aspek keterampilan, termasuk keterampilan berbahasa Indonesia, biasanya akan dimiliki seseorang apabila ia rajin berlatih. Berdasarkan asumsi tersebut, konsekuensi pembelajaran bahasa Indonesia lebih berorientasi pada praktik berbahasa daripada teori pengetahuan bahasa. Hal itu dilakukan agar tujuan terampil berbahasa Indonesia di kalangan peserta didik dapat terwujud.

Selain hal di atas, ada sesuatu yang sangat unik dan berbeda dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu “yang diajarkan” dan “media ajarnya” sama, bahasa Indonesia. Hal ini berbeda kasusnya dengan pembelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran lain (kecuali bahasa Inggris?). Kondisi tersebut akan membawa pada sebuah konsekuensi bagi guru bahasa Indonesia. Konsekuensi tersebut adalah bahwa guru bahasa Indonesia harus bisa menjadi teladan atau figur pemakai bahasa Indonesia yang baik, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

D. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas, karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

  1. Pembelajaran dilakukan secara terintegrasi atau terpadu, mengingat bahasa merupakan sistem.
  2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan komunikatif.
  3. Kegiatan pembelajaran mendasarkan diri pada teori pemerolehan bahasa.
  4. Pelaksanaan pembelajaran lebih menekankan pada komponen praktik berbahasa daripada teori kebahasaan.
  5. Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual.
  6. Dalam pembelajaran, baik “yang diajarkan” maupun “ media ajarnya” sama, yaitu bahasa Indonesia.


Sumber Rujukan

Depdiknas, 2005. Prinsip dan Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas, 2005. Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia. Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas, 2005. Landasan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia .Bahan pelatihan terintegrasi Berbasis kompetensi Guru SMP. Jakarta: Depdiknas