Selasa, 18 November 2008

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta Melalui penerapan Jigsaw” disusun oleh Farichin,S.Pd. Kolaborator dalam penelitian ini adalah Ida Ani Iriyanti,S.Pd. guru bahasa Indonesia pada SMPN 15 Yogyakarta yang sekaligus sebagai guru mitra pada saat pelaksanaan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) sebagi studi pada Pendidikan Sertifikasi Guru di Universitas Yogjakarta. Penelitian dilaksanakan selama tujuh bulan dari mulai pencarian masalah penelitian (studi pendahuluan), tahap perencanaan penelitian sampai tahap pembuatan laporan penelitian. Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah tentang membaca pemahaman siswa yang rendah terutama apabila disuruh menceritakan kembali. Tujuan penelitian ini adalah memberikan alternative pemecahan masalah membaca pemahaman dengan menerapkan peta cerita pada pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw. Sebagai dasar berpikir, dalam penelitian ini menggunakan teori tentang membaca beserta aspek-aspek yang berhubungan dengannya. Dalam penelitian ini juga ditampilkan beberapa penelitian sejenis yang membahas tentang membaca. Dari teori-teori itulah ditarik sebuah hipotesis bahwa pembelajaran membaca akan lebih efektif dan berhasil apabila menggunakan model yang inovatif. Salah satu model yang inovatif adalah penerapan peta cerita dalam pelaksanaan model Jigsaw. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yang dikemukakan oleh Tagerth dan Kemmis dengan empat langkah tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada penelitian ini menggunakan dua siklus tindakan dengan masing-masing siklus sebanyak tiga pertemuan. data diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, tes, uji produk, dan penyebaran angket. Data dianalisis dengan membandingkan hasil catatan lapangan sebelum dilaksanakan tindakan dengan data setelah dilaksanakan tindakan. Data yang diperoleh divalidasi dengan menggunakan triangulasi data dan member chek. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan model Jigsaw terbukti mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang terperinci menjadi bagian-bagian tes dan nontes. Dari tes, menunjukkan adanya peningkatan pemahaman bacaan siswa yang cukup signifikan dengan adanya kenaikan dari rerata 44,1 sebelum tindakan menjadi 68,9 pada siklus pertama dan 75,81 pada siklus kedua. Dari nontes, adanya perubahan tingkah laku siswa yang positif seperti siswa lebih bersemangat dan aktif dalam KBM, adanya kerja sama antarsiswa, kesadaran individu untuk saling mengisi kekurangan temannya. Dari reproduksi cerita secara lisan, siswa sudah mulai lebih lancer dan lengkap dalam menceritakan kembali. Namun, di sini masih ada kelemahan yaitu masih sulitnya siswa menggunakan bahasa Indonesia secara lisan kepada temannya dalam berkomunikasi. Dari produk tertulis, siswa lebih baik pemaparan, kelancaran, dan penggunaan bahasa Indonesia. Kelemahan pada produk tertulis adalah pada tahap draf masih banyak kesalahan ejaan. Oleh karena itu, masih diperlukan peran serta guru untuk mengedit tulisan siswa.

Minggu, 16 November 2008

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran

:

Bahasa Indonesia

Kelas / Semester

:

VIII / 1

Standar Kompetensi

:

Menulis naskah drama

Kompetesi Dasar

:

Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan

keaslian ide

Indikator

:

(1) Siswa mampu menemukan keaslian ide dari video klip lagu Indonesia.

(2) Siswa mampu menentukan unsur-unsur pembentuk naskah drama berdasarkan video klip lagu Indonesia.

(3) Siswa mampu membuat unsur naskah drama yang terdapat dalam video klip lagu Indonesia.

(4) Siswa mampu merangkaikan unsur-unsur pembentuk naskah drama yang dibuat menjadi naskah drama yang utuh.

Alokasi Waktu

:

4 x 40’ (2 pertemuan)

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu menulis naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide yang ditampilkan melalui video klip lagu Indonesia.

URAIAN MATERI

1. Cara menentukan keaslian ide dari video klip lagu Indoneia.

Video klip merupakan bentuk sederhana dari dramatisasi sebuah isi lagu. Bentuk dramatisasi dari sebuah video klip harus menggambarkan isi dari lagu yang diiringinya. Ada beberapa cara menentukan keaslian ide dari sebuah video klip yaitu

a. Tentukan pokok-pokok cerita yang ada dalam video klip.

b. Hubungkan pokok-pokok cerita tersebut dengan isi lagu.

c. Tentukan ide atau tema asli dari video klip tersebut

2. Unsur-unsur dalam naskah drama.

Unsur-unsur naskah drama merupakan undur pembentuk naskah drama. Ditinjau dari unsur sastra, unsur intrinsik drama terdiri dari

a. Tema yaitu ide pokok

karangan. Tema dapat ditemukan melalui banyak cara. Tema dapat ditemukan dalam dialog

dan diperjelas dalam pertunjukan (Kernodle, 1967: 354). Tiap

adegan memiliki kesatuan yang erat yang saling berhubungan untuk melengkapi dan menyempurnakan tema.

b. Alur atau urutan peristiwa yang dijalin secara utuh. Alur

cerita ini memiliki bagian-bagian yang lebih kecil yaitu

perkenalan, konflik, dan ending. Di lain pihak, Reaske (1966: 27 dan Asmara, 1983: 40)

menyebut struktur alur d

rama tragedi tersusun atas empat kategori besar, yaitu rising action, climax, falling action, dan catastrophe. Rising action

merupakan penciptaan kekuatankekuatan konflik yang digambarkan, diperluas, dan dipersiapkan untuk suatu

bencana. Klimaks merupakan bagian terbesar pertama yang memutuskan atau membuat suatu penemuan yang penting tentang dirinya atau orang lain dalam drama, tindakan yang memecahkan segala sesuatu yang lain yang terjadi dalam drama, diserahkan kepada klimaks. Falling action merupakan bagian ketika pahlawan berangsung-angsur melemah dan dikalahkan oleh kekuatan yang lebih b

esar. Catastrophe merupakan bagian yang menceritakan bencana.

c. Penokohan dan perwatakan (Karakter). Reaske (1966: 44) membagi karakter menjadi dua, yaitu karakter mayor dan karakter minor. Penentuan karakter mayor atau karakter minor dapat diketahui melalui persentase aksi dalam drama (Reaske, 1966: 44). Pada umumnya, karakter mayor terdiri dari dua orang tokoh, yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan. Jika lebih dari itu, alasannya dapat diketahui di dalam cerita, misalnya cinta segitiga atau kebingungan salah satu tokoh utama memilih dua tokoh yang lain.

Di samping unsur intrinsik di atas, naskah drama terbentuk dari unsur fisik yang terdiri dari

a. Nama tokoh dan perwatakan tokoh

b. Deskripsi atau gambaran tentang tokoh, tingkah laku dan tindakan tokoh, instrumen atau ilustrasi suara yang mendukung, serta gambaran tentang tata letak properti yang akan ditampilkan saat drama tersebut dipentaskan.

c. Dialog yaitu ucapan-ucapan yang harus dilafalkan oleh pemeran suatu tokoh yang dimainkan.

d. Ringkasan isi naskah drama

3. Cara mengembangkan unsur-unsur naskah drama dari video klip.

a. Amati video klip yang ada dengan seksama.

b. Tentukan pokok-pokok cerita yang ada pada penayangan video klip tersebut.

c. Hubungkan keseuaian video klip dengan syair lagu.

d. Buat rancangan alur cerita (Story plan) berdasarkan pokok-pokok cerita yang ada. Tambahkan unsur-unsur syair lagu yang belum tampak dari video klip seperti nama tokoh utama, tokoh pendamping, konflik pendukung, latar belakang.

e. Kaji ulang rancangan alur cerita tersebut dengan melihat kesesuai dengan video klip dan isi lagu.

f. Buatlah dialog-dialog yang akan ditampilkan secara bertahap sesuai dengan bagian alu cerita.

g. Kaji ulang dialog tersebut setiap akhir bagian alur sampai semua bagian selesai

h. Buatlah deskripsi pada setiap bagian alur atau setiap perubahan reaksi tokoh.

4. Cara merangkaikan unsur-unsur drama yang telah dibuat menjadi naskah drama yang utuh

a. Gabungkan deskripsi dengan dialog pada setiap bagian alur.

b. Kaji ulang apakah sudah sesuai antara dialog dengan deskripsi yang ada.

c. Apabila satu bagian alur telah selesai, lanjutkan dengan menggabungkan bagian selanjutnya sampai selesai.

d. Kaji ulang naskah yang telah selesai dengan melihat kesesuain hubungan antarbagian alur.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PERTEMUAN

KEGIATAN

WAKTU

Pertama

Apersepsi

a. Presensi

b. Motivsi

c. Informasi KD dan indikator keberhasilan

5’

Kegiatan Inti

a. Penjelasan tentang unsur drama

b. Siswa melihat penayangan video klip

c. Siswa bersama guru menentukan pokok cerita pada video klip yang telah ditayangkan.

d. Siswa bersama guru membuat rencana alur berdasarkan pokok cerita

e. Siswa berlatih membuat dialog sesuai rencana alur.

f. Siswa berlatih melengkapi dialog dengan deskripsi yang diperlukan.

30’

Penutup

a. Refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

b. Penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan yang akan datang.

5’

kedua

Apersepsi

a. Presensi

b. Motivsi

c. Imengulas pertemuan yang telah lalu

5’

Kegiatan Inti

a. Siswa dibagi dalam kelompok

b. Siswa memilih dan melihat penayangan video klip

c. Siswa berdiskusi menentukan pokok cerita pada video klip yang telah ditayangkan.

d. Siswa berdiskusi mencari hubungan antara pokok cerita pada video klip dengan isi syair lagu.

e. Siswa berdiskusi membuat rencana alur

f. Siswa berdiskusi membuat dialog sesuai rencana alur.

g. Siswa melengkapi dialog dengan deskripsi yang diperlukan.

30’

Penutup

c. Refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

d. Penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan yang akan datang.

5’

MEDIA DAN SUMBER BAHAN

1 CD media pembelajaran membuat drama satu babak (Farichin, 2008)

2 Teks lagu

3 Lembar Kerja Siswa

4 www.youtube.com

5 http://analisisdrama.wordpress.com/2008/05/30/teori-drama-sebuah-rangkuman-ringkas/

6 Endraswara, Suwardi. 2005. Metode dan Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Buana Pustaka.

7 Hasibuan, J.J. dan Moedjiono.2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

8 Rahmanto, B. 2004. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

EVALUASI DAN ALAT PENILAIAN

Jenis evaluasi : Tes dan nontes

Bentuk : Unjuk Kerja dan produk

Instrumen penelitian

1. Pilihlah salah satu dari video klip di bawah ini kemudian amatilah dan dengarkanlah video klip lagu tersebut kemudian jawablah pertanyaan berikut

a. Ide atau pokok cerita apakah yang ditampilkan dalam video klip tersebut?

b. Adakah pokok cerita yang terdapat pada syair lagu sudah terungkap semua? Kalau belum sebutkan pokok cerita yang belum terungkap tersebut!

2. Buatlah naskah drama satu babak dengan memperhatikan keseluruhan unsur-unsur drama yang telah dibuat dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tentukan pokok cerita pada video klip

b. Bandingkan pokok cerita tersebut dengan pokok cerita yang ada pada syair lagu.

c. Lengkapi pokok cerita dengan menggabungkan pokok cerita video klip dengan syair lagu

d. Tentukan tokoh dan perwataknnya yang akan dimainkan dengan disesuaikan dengan pokok cerita.

e. Buat rencana alur

f. Buatlah dialog pada setiap bagian alur berdasarkan rencana alur yang telah dibuat

g. Lengkapi dialog dengan deskripsi yang diperlukan

Rubrik Penilaian Diskusi

ASPEK YANG DINILAI

SKOR

1

2

3

4

Kerja sama dalam tim





Inisiatif untuk mengemukakan gagasan





Perhatian dan menghargai anggota tim lainnya





Keterangan 4 : Baik sekali

3 : Baik

2 : sedang

1 : sangat kurang

Rubrik Penilaian Membuat Naskah darama (produk)

ASPEK YANG DINILAI

SKOR

1

2

3

4

Kesesuaian isi cerita dengan cerita pada video klip (6)

  1. Sangat sesuai
  2. Sesuai
  3. Kurang sesuai





Kelengkapan informasi yang ada pada naskah drama (4)

a. Sangat lengkap

b. Agak lengkap

c. Kurang lengkap

d. Tidak lengkap





Pemilihan alur cerita (3)

  1. Alur logis dan mudah dipahami
  2. Alur kurang dipahami
  3. Alur sulit dipahami





Karakter tokoh (3)

  1. Kuat dan sesuai dengan cerita
  2. Cukup kuat
  3. Kurang kuat





Deskripsi cerita (4)

a. Lengkap dan sesuai

b. Lengkap tetapi ada 1-2 yang tidak sesuai

c. Kurang lengkap dan sesuai

d. Kurang lengkap dan ada yang tidak sesuai





TOTAL SKOR

20

NILAI AKHIR

(Skor x 5)

Mengetahui:

Kepala Sekolah SMP …………………




………………………………………

NIP.

Yogyakarta, Oktober 2008

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia




Farichin,S.Pd.

NIP.132165444

SMP NEGERI 2 BOJONG, KAB.TEGAL





BEKALI SISWA DENGAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

Zaman terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi. Perkembangan tersebut tentunya memiliki efek positif dan negative. Salah satu akibat positif dari perkembangan teknologi dan informasi adalah kualitas sumber daya manusia yang terus meningkat. Namun di balik efek tersebut muncul pula suatu akibat yang kurang menguntungkan bagi sebagian masyarakat yaitu semakin beratnya persaingan untuk mencari pekerjaan. Hal tersebut terbukti dari semakin banyaknya angka pengangguran setiap tahun.

Kondisi semacam itu terus menjadi keresahan di SMP Negeri 2 Bojong. Kami sangat menyadari letak geografis yang cukup jauh dari perkotaan dan tingkat ekonomi masyarakat sekitar yang tergolong kelas menengah ke bawah membuat kami khawatir akan nasib masa depan anak didik SMPN 2 Bojong. Betapa tidak, sebagian besar dari lulusan SMPN 2 Bojong tidak mampu meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kalau pun meneruskan, paling sampai pada tingkat SLTA. Lalu bagaimanakah mereka mampu bersaing dengan masyarakat pencari kerja yang lain.

Keresahan sekian tahun lamanya akhirnya mendapat jawaban dengan diberikannya SMP Negeri 2 Bojong grand berupa Pendidikan Kecakapan Hidup pada tahun 2007 oleh pemerintah pusat. Bantuan tersebut tentunya sangat menggembirakan, karena dengan bantuan tersebut kami dapat membekali anak-anak dari keluarga yang kurang mampu untuk memiliki keterampilan lebih agar mereka dapat berkarya dan berwira usaha.

Salah satu bentuk pemanfaatan grand tersebut adalah diselenggarakannya pendidikan budi daya tanaman hias. Pemilihan jenis program ini didasarkan pada pemanfaatan potensi lingkungan sekitar sekolah yang cocok dimanfaatkan untuk program ini. Potensi tersebut antara lain banyak tersedianya media tanam yang disyaratkan untuk tanaman hias seperti sekam, pupuk kandang, dan cacahan pakis dengan jumlah yang cukup melimpah. Di samping itu, masih banyaknya tanaman hias liar di hutan sekitar sekolah yang berpotensi dan memiliki nilai jual tetapi belum diolah dengan baik. Dengan kondisi itulah kami berharap siswa akan dapat mempraktikan keterampilan yang diperoleh di rumah dengan mudah dengan memberdayakan potensi lingkungan sekitar.

Kegiatan pelatihan diorientasikan pada hal-hal yang berhubungan dengan budi daya tanaman hias. Kegiatan diawali dengan kunjungan ke sentra tanaman hias di Pratin, Gombong, Pulosari, kabupaten Pemalang. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk memotivasi siswa untuk mengikuti pelatihan. Di sana dilaksanakan observasi dan wawancara dengan ketua perkumpulan petani tanaman hias. Pada kesempatan itu pula dijalin satu kesepakatan kerja sama berupa kebersediaan pihak pengelola untuk menerima produk yang akan dihasilkan dari program yang akan dilaksanakan.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan yang berhubungan dengan persiapan media tanam. Dalam kegiatan ini dipraktikan bagaimana peserta membuat kompos, membuat sekam bakar, pencampuran media untuk jenis tanaman tertentu. Kegiatan ini dilaksanakan secara teoretis dan praktik. Dalam kegiatan ini juga diajarkan bagaimana siswa menggunakan mulsa plastik dan pembuatan persemaian sederhana.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan yang berhubungan dengan perkembangbiakan tanaman. Di samping teori, siswa juga langsung melakukan praktik secara langsung kegiatan yang berhubungan dengan perkembangbiakan tanaman. Kegiatan tersebut antara lain dengan stek batang dan stek daun, split, perkembangan dengan biji, grafting atau menyambung, dan melakukan persilangan tanaman untuk memperoleh varietas baru.

Kegiatan yang tak kalah penting adalah pemeliharaan tanaman. Kegiatan dari mulai penyiraman, pemupukan, sampai pada pemberantasan hama dilaksankan secara rutin dan terjadwal. Untuk kegiatan penyiraman, seluruh peserta mendapatkan giliran piket menyiram tanaman seminggu satu kali. Saat liburan, kegiatan penyiraman dilakukan oleh pesuruh sekolah.

Sudah cukup banyak produk yang dihasilkan dari kegiatan ini. Dari stek daun dan batang sudah diproduksi jenis tanaman seperti euforbia, aneka jenis begonia, lampion, adenium, bougenvile, dan lain-lain. dari kegiatan menyeplit ada produk berupa aneka jenis adenium, zamia, sanseviera, walisota. Dari menyambung atau grafting sudah diproduksi pada jenis euforbia, adenium, dan bougenvile. Dari grafting inilah diperoleh jenis tanaman yang unik karena satu tanaman yang memiliki dua atau lebih warna bunga yang berbeda.

Lalu bagaimana nasib dari produk yang dihasilkan? Tentunya produk tersebut harus dijual agar kegiatan terus berlanjut. Sampai akhir tahun 2007, kami telah berhasil menjual beberapa tanaman hias ke masyarakat dan warga sekolah. Harga jual termurah yang pernah dilakukan transaksinya adalah Rp3.000,00 dan harga tertinggi sebesar Rp100.000,00 untuk jenis tanaman philodendron. Sampai akhir tahun program, kami telah berhasil menjual tanaman tidak kurang dari seratus pot. Tentunya itu sangat membanggakan bagi kami karena kegiatan produksi pada kegiatan yang kami laksanakan baru pada tahap awal.

Di samping penjualan secara umum, kami juga telah melaksanakan kesepakatan kerja sama dengan beberapa penjual tanaman hias agar mereka bersedia menerima produksi kami yang layak jual. Namun sampai saat ini, kami belum pernah melempar produk pada mereka. Saat ini kami lebih berkonsentrasi pada penjualan lokal sekolah saja karena produk yang dihasilkan kami anggap belum cukup jumlahnya untuk dikirim pada mereka.

Pada tahun pelajaran 2008/2009, program pendidikan kecakapan hidup masih tetap berlanjut meskipun grand dari pemerintah sudah selesai. Kami bertekad untuk terus membekali siswa dengan keterampilan yang mungkin dapat mereka gunakan di masa yang akan datang. Modal awal kegiatan di tahun ini adalah inventaris dari kegiatan tahun sebelumnya berupa 1 buah green house dengan ukuran 6 x 21 m, beraneka jenis bunga, media tanam siap pakai, alat-alat pertanian, dan pupuk. Yang tak kalah penting dari modal ini adalah modal manusia berupa semangat dari seluruh warga sekolah untuk terus melestarikan Kegiatan Budi Daya tanaman hias. Oleh karena itu, tak heran apabila pada tahun pelajaran 2008/2009 peserta dari kegiatan ini merupakan peserta terbanyak dari seluruh kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Bojong. Peserta kegiatan ini mencapai 30% dari keseluruhan siswa yang memilih secara sukarela kegiatan ini.

Dukungan keberlanjutan kegiatan ini sangat didukung oleh kepala sekolah, Bapak Mulyono,S.Pd. Belum lama ini, kepala sekolah menyarankan agar kami melakukan outbond bagi peserta program yang baru. Kegiatan Outbond ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi bagi peserta. Kegiatan ini kembali dilakukan dengan melakukan kunjungan ke sentra tanaman hias yang ada di Desa Gombong kecamatan Pulosari kabupaten Pemalang. Semoga kegiatan ini akan dapat terus berlanjut demi masa depan putera-puteri bangsa. Bukankah anak desa juga penerus bangsa Indonesia ini?


Tanya Jawab Seputar Bahasa Indonesia

1. Dalam tata bunyi bahasa Indonesia dikenal beberapa konsep istilah yang saling terkait, yakni huruf, fon, kontoid, vokoid dan kaidah fonotaktik. Jelaskan hal tersebut masing-masing dan berilah contoh.

a. huruf adalah aksara atau gambaran bunyi bahasa

Contohnya:

Huruf vokal

Huruf vokal

Cara pemakaian dalam kata

Di awal

Di tengah

Di akhir

a

i

o

u

e*

apa

ini

otak

ubah

enak

emas

padi

simpan

kota

pulsa

petak

kena

kota

murni

radio

baku

sore

tipe

Huruf Konsonan

Huruf Konsonan

Cara pemakaian dalam kata

Di awal

Di tengah

Di akhir

f

h

k

r

t

fitnah

hari

kamu

rajin

tandu

kafan

saham

paksa

baru

mati

maaf

tanah

politik

putar

mayat

b. fonem adalah satuan yang terkecil yang terdiri atas bunyi-bunyi ujar yang dapat membedakan arti

Contohnya:

· lari, dari, tari

· daki, dasi, dahi, dari

Melihat contoh di atas / l, d, t, k, s, h, r/ adalah fonem dalam bahasa Indonesia karena dalam dua pasangan di atas dapat dibuktikan bahwa tiap bunyi ujar itu dapat membedakan arti.

c. Fon adalah bunyi bahasa terkecil baik yang membedakan arti atau tidak membedakan arti ( tahun – taun / ramai – rame / satai –sate / cabai –cabe)

d. kontoid adalah bunyi yang bagi pengucapanya arus udara dihambat sama sekali oleh penutupan larinx atau jalan di mulut atau dipaksa melalui lubang sempit, atau dipindahkan dari garis tengah daripada alurnya melalui lubang lateral, atau menyebabkan bergetarnya salah satu alat-alat supra glottal

Contohnya: [p] (papa), [t] (tata), [d] (dada

e. vokoid adalah bunyi yang bagi pengucapannya jalan mulut tidak terhalang, sehinggaarus udara dapat mengalir dari paru-paru ke bibir dan ke luar tanpa dihambat, tanpa harus melalui lubang sempit, tanpa dipindahkan dari garis tengah pada alurnya dan tanpa menyebabkan alat-alat supra glottal sebuahpun bergetar; biasanya bersuara, tetapi tidak perlu selalu demikian.

Contohnya: [a] (apa),[e] (nenek), [e] (mepe) dalam Bahasa Indonesia berarti menjemur, [i] (ini).

f. kaidah fonotaktik adalah kaidah-kaidah yang mengatur yang mengatur urutan atau hubungan antara fonem-fonem suatu bahasa.

Contohnya: dalam perkembangan bahasa Indonesia mengizinkan jejeran /-nt-/ (untuk), /-rs-/ (bersih) /-st-/ (pasti); tetapi tidak mengizinkan jejeran /-pk-/ /-pd-/ tidak ada morfem asli dalam bahasa Indonesia.

Huruf dalam tataran ini dapat berada di awal, di tengah, dan di akhir. Huruf belum bermakna sedangkan fonem sudah mampu membedakan makna.

Fon merupakan suatu hasil bunyi dari alat ujar dan dalam proses menghasilkan bunyi tersebut dikenal kontoid dan vokoid

fonotaktik mempunyai pola yang terkait dengan pola penyukuan kata dan pergeseran bunyi menimbulkan variasi bunyi satu fonem yang sama.

2. Dalam penerapan Kaidah EYD dan Kaidah Pembentukan istilah sering dijumpai permasalahan masalah tata tulis dan tata ucap. Problema apa saja yang Anda jumpai ketika mengajarkan kedua hal tersebut jelaskan upaya pemecahannya.

Dalam proses pembelajaran di kelas adakalanya kita menemukan permasalahan tata tulis dan tata ucap, sebuah atau beberapa kata asing yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena sumber belajar yang digunakan di dalamnya ada istilah yang kadang-kadang siswa belum tahu makna dan cara pengucapannya.

Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan dengan cara:

a. menyesuaikan penulisan dan pengucapannya dalam hal ini siswa dilatih menuliskan istilah asing dan diajarkan cara pengucapannya.

b. penyerapan kata asing ke dalam bahasa Indonesia diupayakan terjadi pengubahan seperlunya agar ejaan kata yang telah diserap itu masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya. Misalnya, accumulation menjadi akumulasi, description menjadi deskripsi.

c. Memperhatikan pedoman EYD mengenai penulisan unsur serapan kata asing.

3. Jelaskan proses morfologis dan morfofonemis masing-masing beri contoh

** Proses morfologis adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dalam proses morfologik ada tiga jenis yaitu proses pembubuhan afiks, proses pengulangan dan proses pemajemukan.

a. Proses pembubuhan afiks meliputi prefiks, infiks, sufiks dan konfiks serta afiks asing.

· pembubuhan prefiks ber- + jalan --- berjalan

· pembubuhan infiks -em- + getar --- gemetar

· pembubuhan sufiks -an + makan --- makanan

· pembubuhan konfiks ke-an + penting --- kepentingan

· pembubuhan afiks asing -wan + negara --- negarawan

· pembubuhan afiks asing -is + ego --- egois

b. Proses morfologis reduplikasi dalam prosesnya meliputi reduplikasi fonologis, morfologis sintaksis dan idiomatis.

a. Reduplikasi Fonologis pengulangan bunyi misalnya pipi, dada, sisi, susu, cincin, gigi.

b. Reduplikasi morfologis adalah pengulangan morfem, baik bebas maupun terikat, yang menghasilkan kata. misalnya rumah-rumah, sayur-mayur, kerlap-kerlip, tali-temali, sorak-sorai, tembak-menembak, turun-temurun, cerai-berai

c. Reduplikasi sintaksis adalah pengulangan morfem karena tuntutan kaidah sintaksis, seperti contoh kalimat berikut.

1) Panas-panas anak itu masih tetap bermain juga.

Walaupun panas anak itu masih tetap bermain juga.

2) Jika ada kekeliruan, kami-kami yang disalahkan.

Jika ada kekeliruran, selalu kami yang disalahkan

d. Reduplikasi idiomatis. Bentuk reduplikasi ini tidak dapat dijabarkan maknanya dari makna yang diulang, seperti contoh kalimat berikut.

1) Mata-mata Korea Utara tertangkap di Korea Selatan.

Pengintai Korea Utara tertangkap di Korea Selatan.

2) Kuda-kuda pesilat itu kurang bagus sehingga mudah dikalahkan lawan.

c. Proses morfologis Pemajemukan (Komposisi)

Komposisi proses pengabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata.

Kompositu mempunyai 4 jenis yaitu

1) subordinatif substantif : temu wicara, jalan pintas.

2) subordinatif atributif : mabuk udara. Hidung belang

3) koordinatif : ayah ibu, anak cucu

** Proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena pertemuan morfem dengan morfem. Proses morfofonemik dalam Bahasa Indonesia hanya terjadi dalam pertemuan realisasi morfem dasar (morfem) dengan realisasi afiks (morfem), baik prefiks, sufiks, infiks, maupun konfiks. Kalau kita berbicara mengenai morfem, maka kita berbicara mengenai satuan abstrak, sedangkan morf merupakan satuan yang lebih konkret daripada morfem, sedangkan di luar itu, fonem dan fon merupakan satuan yang lebih konkret lagi.

a. Peristiwa Morfofonemik Pemunculan Fonem

1. Pemunculan luncuran/y/ /ketinggiYan/ /tepiYan/

2. Pemunculan luncuran/w/ /KepulauWan/

3. Pemunculan luncuran/a/ /ayahanda/

4. Pemunculan luncuran/n/ /seNdiri/

5. Pemunculan luncuran/m/ /seMbarangan/

6. Pemunculan luncuran/nge/ /pe NGE las/

7. Pemunculan luncuran/ng/ /peNGgugat/

b. Peristiwa Morfofonemik Pengekalan Fonem

Penggabungan morf tak terjadi perubahan apa-apa.

1. Pengekalan fonem diawali /l,r,y,w/ melihat, pemula, penilai

2. Pengekalan fonem bila berakhiran /a/ dan mendapat konfiks ke-an. kerajaan, keadaan

3. Pengekalan fonem terjadi bila berafiks ber-, ter-, per-, se-, wan,wati bermain, terpukul, pertanda, searah wartawan, wartawati.

c. Peristiwa Morfofonemik Pemunculan Dan Pengekalan Fonem

mengkukur dan mengukur

d. Peristiwa Morfofonemik Pergeseran Fonem

1. Pergeseran ke belakang /bala-san, rambu-tan/

2. Pergeseran ke depan /i-bunda, cu-cunda/

3. Pergeseran pemecahan suku kata akibat infiks /ge-ri-gi,ge-me-tar/

e. Peristiwa Morfofonemik Perubahan Dan Pergeseran Fonem

1. Perubahan fonem /’/ menjadi fonem /k/ /menaiki,gerakan/

2. Perubahan fonem /r/ berubah menjadi /l/ /belajar, pelajar, terlantar/

f. Peristiwa Morfofonemik pelesapan fonem

1. pelesapan fonem /h /dan /k/ /sejarawan, ananda/

2. pelesapan fonem /r / /peramal,bekerja/

g. Peristiwa Morfofonemik Peluluhan Fonem

1. peluluhan fonem /k/ /mengarang,pengiriman/

2. peluluhan fonem /p/ /memakai, pemahat

h. Peristiwa Morfofonemik Penyisipan Fonem secara Historis

Peristiwa ini apabila terjadi morfem dasr berasal dari kata asing mendapt afiksasi / standardisasi,objektif/

i. Peristiwa Morfofonemik pemunculan fonem berdasarkan pola bahasa asing

Pemunculan fonem karena mengikuti morfofonemik bahasa asing. /islami, duniawi, surgawi, alami/

j. Peristiwa Morfofonemik Variasi Fonem Bahasa Sumber

Variasi fonem mengikuti pola bahasa sumber yang memiliki makna yang sama

Tunggal = kritikus, politikus, alumnus

Jamak = kritisi, politisi, alumni

4. Bandingkan persamaan dan perbedaan morfologis dan kontruksi sintaksis. Deskripsikan jenis kedua konstruksi tersebut beri contoh.

Persamaan dan perbedaan morfologis dan kontruksi sintaksis. Baik morfologi dan sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa . Morfologi adalah ilmu yang mengkaji soal yang berhubung dengan: selok belok bentuk kata, kemungkinan adanya perubahan golongan kata ( fungsi gramatik ), kemungkinan perubahan makna kata akibat daripada perubahan bentuk kata ( fungsi semantik ) Satuan yang paling kecil yang diselidiki oleh morfologi adalah morfem dan yang paling besar burupa kata. Sintaksis mempelajari seluk beluk hubungan antara kata/frase/klausa/kalimat. Kata dalam tataran siktasis adalah satuan yang paling kecil yang terbesar adalah wacana. Jadi materi pelajaran morfologi dan sintasis selalu terkait, jika kita urutkan dari bahwa keenam satuan gramatik menurut Ramlan adalah sebagai berikut, morfem, kara, frase, klausa, kalimat, wacana.

Morfologi

Sintaksis

Mengkaji morfem dan kata

Contoh :

Aminah akan mengadakan perjalanan jauh.

Aminah : satu morfem

akan : satu morfem, mengadakan : tiga morfem meN- + ada + kan

perjalanan : dua morfem

per – an + jalan

jauh : satu morfem

unsur ke…an dengan

tidak adil, tidak mampu, tidak serasi…

Mengkaji frasa, klausa, kalimat dan wacana.

Contoh :

Aminah akan mengadakan perjalanan jauh.

Aminah : subjek

akan mengadakan : predikat

perjalanan jauh : frasa objek

Hubungan kata tidak dengan

Adil, mampu, serasi, cukup

5. Jelaskan tipe kalimat dan pola kalimat dasar yang terdapat dalam bahasa Indonesia.

Tipe kalimat

Contoh

Subjek

Predikat

Objek

Pelengkap

Keterangan

S – P

Mutiara

sedang tidur

-

-

-

S – P – O

Anggita

membeli

mobil baru

-

-

S – P – Pel

Beliau

menjadi

ketua koperasi

-

-

S – P – Ket

Peristiwa itu

terjadi

-

-

minggu lalu

S – P – O – Pel

Bima

mengambilkan

Kesha

air minum

-

S – P – O – Ket

Raka

memasukkan

uang

-

di bank

Tipe kalimat dalam bahasa Indonesia ada enam macam berdasarkan fungsi. Keenam tipe kalimat ini juga memiliki pola kalimat dasar. Apabila konstituen kalimat dasar yang tidak wajib diabaikan maka yang dihasilkan kalimat inti. Tabel di atas merupakan keenam kalimat dasar yang dibedakan berdasarkan pola unsur-unsurnya yang wajib.

Pola Kalimat Dasar

Nomor

Pola Kalimat Dasar

Contoh

1

FN + FN

Bapak

penggarang

2

FN + FV

Laila

menanggis

3

FN + F Numeralia

Mobilku

satu

4

FN + F Adjektif

Gunung

tinggi

5

FN + F Adverb

Ayah

dari sawah

Berdasarkan jumlah inti kalimat dapat ditentukan pola-pola dasar sebuah kalimat. Sebuah kalimat luas selalu dapat dikembalikan kepada pola-pola dasar yang dianggap sebagai dasar pembentukan kalimat luas itu. Dasar pembuatan kalimat luas adalah kalimat inti

6. Dalam ilmu bahasa sintaksis sering dijumpai istilah-istilah penting terkait dengan kalimat, yakni kalimat nonverbal, kalimat verbal pasif, kalimat verbal medial, kalimat verbal resiprokal, kalimat aktif ekatransitif, kalimat aktif dwitransitif, kalimat aktif semitransitif, kalimat ekuatif.Deskripsikan konsep istilah tersebut masing-masing beri contoh secukupnya!

a. kalimat nonverbal

Kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan kata kerja

Contohnya:

1. Anak itu cantik.

2. Mobil itu baru.

3. Paman guru bahasa Indonesia.

b. kalimat verbal pasif

kalimat verbal pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai perbuatan atau sebagai penderita perbuatan.

1. Surat dikirim Ayu.

2. Buku itu sudah kubaca.

3. pohon itu ditabrak mobil.

c. kalimat verbal medial

Kalimat verbal medial adalah kalimat yang subjeknya pelaku sekaligus sebagai penderita.

1. Kaki Anita terkantuk batu.

2. Parto terseret arus sungai.

3. Nanang tertabraksepeda motor.

d. kalimat verbal resiprokal

kalimat verbal resiprokal adalah kalimat yang predikatnya menyatakan makna saling.

Contohnya:

1. Galang dan Galuh sedang bergandengan ketika aku berjalan – jalan kemarin.

2. Pendemo dan polisi dorong - mendorong pintu masuk ke kantor kabupaten.

3. Polisi dan penjahat itu tembak-menembak di hutan karet.

e. kalimat aktif ekatransitif

Kalimat aktif ekatransitif adalah kalimat yang memiliki objek penderita tetapi tidak berpelengkap, hanya mempunyai tiga unsur Subjek (S), Predikat (P) Objek (O). Dalam hal ini ada unsur bukan inti seperti keterangan tempat, waktu ,alat dan lain sebagainya.Verba merupakan pusat predikat. Dari segi makna, semua. Kalimat aktif ekatransitif memiliki makna dasar perbuatan. Berikut ini beberapa contoh kalimat aktif ekatransitif:

1. Doktor itu merestui pembentukan Panitia Dies Natalis.

2. LSM memperjuangkan nasib rakyat di bundaran Hotel Indonesia.

3. Pardi menjual sayur di pasar.

4. Novi membaca majalah.

5. Totok mencubit Tutik.

f. kalimat aktif dwitransitif

Kalimat aktif dwitransitif adalah kalimat yang memiliki satu predikat aktif dan mengharuskan kehadiran objek dan pelengkap. kalimat aktif dwitransitif mempunyai empat unsur Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Pelengkap (Pel). Dalam hal ini ada unsur bukan inti seperti keterangan tempat, waktu ,alat dan lain sebagainya. Berikut ini beberapa contoh kalimat aktif dwitransitif:

1. Mirana sedang mencarikan adiknya pekerjaan.

2. Saya harus membelikan anak saya hadiah ulang tahun.

3. Aris mengirimi kami uang tiap bulan.

4. Dwi membelikan Anik laptop di Komputa.

5. Ibu guru sedang membuatkan siswa proposal mading.

g. kalimat aktif semitransitif

Kalimat semitransitif adalah kalimat yang objeknya tidak dimunculkan. Apabila dimunculkan menjadi kalimat aktif ekatransitif.

Contohnya:

1. Harries sedang membaca.

2. Titik itu mencubit.

3. Galuh sedang memasak di dapur.

4. Intan akan menulis.

5. Kharisma sedang menonton di ruang santai.

h. kalimat ekuatif

Kalimat ekuatif adalah kalimat y7ang mengandung kata kerja bantu seperti adalah,menjadi dan merupakan. Menurut Gorys Kerap kalimat ekuatif sama dengan kalimat nominal.

Contohnya;

4. Paman guru.

5. Ayah petani.

6. Edi Silitonga adalah penyanyi.

7. Baim menjadi ketua kelas.

8. Pancasila merupakan dasar negara.

7. Pengembangan ide gagasan menulis ada berbagai cara

a. cara alamiah

b. cara logika/ penalaran

c. urutan kepentingan

d. cara perbandingan

e. cara pertentangan

jelaskan beri contohnya.

8. Paragraf yang baik memiliki tiga syarat utama kohesi koherensi dan kelengkapan jelaskan dan deskripsikan piranti kohesi yang biasa digunakan dalam pengembangan pararagraf.

Tiga syarat paragraf yang baik

1. koherensi

setiap paragraf haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan padu, tidak berdiri-sendiri atau terlepas satu sama lain.

2. kelengkapan

paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik dan dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan- pengulangan.

3. kohesi

Keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang baik atau koheren. Agar kalimat itu menjadi kohesif adanya unsur

a. hubungan sebab-akibat baik antarklausa maupun anatar kalimat yang dinyatakan dengan kata penghubung sebab, karena akibat dan lain-lain.

b. Hubungan pertentangan yang dinyatakan dengan kata penghubung tetapi, namun, sedangkan

c. Hubungan pengutamaan yang dinyatakan dengan kata penghubung bahkan

d. Hubungan perkecualian yang dinyatakan dengan kata penghubung kecuali

e. Hubungan konsesif yang dinyatakan dengan kata penghubung walaupun, meskipun,

f. Hubungan tujuan yang dinyatakan dengan kata penghubung agar, supaya

g. Hubungan persesuaian alami yang dinyatakan dengan hubungan yang bersifat gramatikal

Kesemuanya unsur ini akan membentuk sebuah paragraf yang padu.