Senin, 22 September 2008

Salah Kaprah : Meraih Berkah di Bulan Suci

Hari ini kita memasuki hari kesepuluh yang ketiga dari Bulan Suci Ramadhan 1429 H. Umat Muslim mulai sibuk di hari-hari itu. Otak diputar sekeras mungkin agar mereka dapat memenuhi kebutuhan menjelang hari raya, hari kemenangan, hari yang Fitri. Baju-baju baru disiapkan sebanyak jumlah kunjungan yang telah direncanakan. Ada baju untuk ke Sholat Ied di masjid atau lapangan, baju untuk berkunjung rumah kerabat atau orang tua, baju untuk silaturahmi ke atasan dan kolega, baju untuk bepergian ke tempat wisata dan lain-lain baju yang disiapkan sesuai dengan rencana kegitan.
Selain pakain, rumah juga ramai-ramai berias diri untuk menyambut tamu-tamu yang akan datang. dinding-dinding dicat. perabot diganti atau divermak sehingga tampak baru dan matching dengan warna serta asesoris yang ada. ibarat kata rumah sudah siap menjadi tempat yang ramah dan nyaman dalam menyambut tamu-tamu.
sebegai jamuan, disiapkan beraneka makanan dan minuman aneka rasa dalam jumlah yang cukup dimakan untuk sekian puluh bahkan sekian ratus tamu yang datang. Bagi kita, hari kemenangan Idul Fitri harus dirayakan dengan penuh suka cita. uang habis banyak tak jadi soal, toh itu hanya untuk sekali setahun.
Namun pernahkah kita berpikir bahwa semua itu hanya pelengkap alias asesoris yang tidak harus dilaksanakan. Yang terpenting adalah, apakah kita sudah sempurna puasanya, sudah meningkatkah ibadahnya, dan sudahkah kita menghitung dosa-dosa kita selama setahun ke belakang, serta sudahkah kita memohon ampunatasnya sehingga di akhir puasa nanti kita mendapat gelar Fitri. Nabi Muhammad SAW, sebagai rasultelah mencontohkan pada kita bahwa beliau menghabiskan waktu di sepuluh hari terakhir dengan banyak itikah di masjid. akan tetapi, mengapa kitamelakukan sebaliknya? sebuah tanda tanya besar itu coba kita renungkan jawannya sendiri.
tidak salah memang membeli pakain yang bagus-bagus, asalkan tidak berlebihan dan tidak menimbulkan kesombongan. Tidak salah juga rumah disias dan diperindah sedemikian rupa, asalkan tidak memaksakan dengan cara berhutang atau kredit yang memberatkan di akhirnya. Juga tidak salah menyiapkan makanan untuk menghormati tamu, karena menghormati tamu merupakan sebagian dari Iman. Akan tetapi perlu diingat juga Allah azza wa Jalla tidak suka dengan hamba yang suka berlebih-lebihan dan melampaui batas.
intinya, bukan hal-hal semacam itu yang seharusnya dilakukan tetapi di akhir Ramadhan ini kita justru lebih meningkatkan amal ibadah dengan banyak-banyak sholat sunah, itikaf di masjid, bersedekah, dan segala kebaikan dengan menjaga mata, lidah, telinga, dan langkah kita. Semoga kita termasuk orang yang mendapat Maghfirah di akhir Ramadhan. Amin ya Robbal 'alamin.


Perlu direnungkan
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa seperti telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa

yang diwajibkan berpuasa hanya orang yang beriaman. Iman berarti percaya atau yakin. Orang yang tidak yakin terhadap Allah azza wa jalla sebagai Illah berarti bukan seorang muslim. Bukankah berarti pula kalau engkau mengaku seorang muslim, maka wajib berpuasa?

Selasa, 09 September 2008

Puasa Ramadhan


MARHABAN YA RAMADHAN.
Alhamdulillah kita masih ditemukan dengan Ramadhan.