Minggu, 16 November 2008

SMP NEGERI 2 BOJONG, KAB.TEGAL





BEKALI SISWA DENGAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP

Zaman terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi. Perkembangan tersebut tentunya memiliki efek positif dan negative. Salah satu akibat positif dari perkembangan teknologi dan informasi adalah kualitas sumber daya manusia yang terus meningkat. Namun di balik efek tersebut muncul pula suatu akibat yang kurang menguntungkan bagi sebagian masyarakat yaitu semakin beratnya persaingan untuk mencari pekerjaan. Hal tersebut terbukti dari semakin banyaknya angka pengangguran setiap tahun.

Kondisi semacam itu terus menjadi keresahan di SMP Negeri 2 Bojong. Kami sangat menyadari letak geografis yang cukup jauh dari perkotaan dan tingkat ekonomi masyarakat sekitar yang tergolong kelas menengah ke bawah membuat kami khawatir akan nasib masa depan anak didik SMPN 2 Bojong. Betapa tidak, sebagian besar dari lulusan SMPN 2 Bojong tidak mampu meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kalau pun meneruskan, paling sampai pada tingkat SLTA. Lalu bagaimanakah mereka mampu bersaing dengan masyarakat pencari kerja yang lain.

Keresahan sekian tahun lamanya akhirnya mendapat jawaban dengan diberikannya SMP Negeri 2 Bojong grand berupa Pendidikan Kecakapan Hidup pada tahun 2007 oleh pemerintah pusat. Bantuan tersebut tentunya sangat menggembirakan, karena dengan bantuan tersebut kami dapat membekali anak-anak dari keluarga yang kurang mampu untuk memiliki keterampilan lebih agar mereka dapat berkarya dan berwira usaha.

Salah satu bentuk pemanfaatan grand tersebut adalah diselenggarakannya pendidikan budi daya tanaman hias. Pemilihan jenis program ini didasarkan pada pemanfaatan potensi lingkungan sekitar sekolah yang cocok dimanfaatkan untuk program ini. Potensi tersebut antara lain banyak tersedianya media tanam yang disyaratkan untuk tanaman hias seperti sekam, pupuk kandang, dan cacahan pakis dengan jumlah yang cukup melimpah. Di samping itu, masih banyaknya tanaman hias liar di hutan sekitar sekolah yang berpotensi dan memiliki nilai jual tetapi belum diolah dengan baik. Dengan kondisi itulah kami berharap siswa akan dapat mempraktikan keterampilan yang diperoleh di rumah dengan mudah dengan memberdayakan potensi lingkungan sekitar.

Kegiatan pelatihan diorientasikan pada hal-hal yang berhubungan dengan budi daya tanaman hias. Kegiatan diawali dengan kunjungan ke sentra tanaman hias di Pratin, Gombong, Pulosari, kabupaten Pemalang. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk memotivasi siswa untuk mengikuti pelatihan. Di sana dilaksanakan observasi dan wawancara dengan ketua perkumpulan petani tanaman hias. Pada kesempatan itu pula dijalin satu kesepakatan kerja sama berupa kebersediaan pihak pengelola untuk menerima produk yang akan dihasilkan dari program yang akan dilaksanakan.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan yang berhubungan dengan persiapan media tanam. Dalam kegiatan ini dipraktikan bagaimana peserta membuat kompos, membuat sekam bakar, pencampuran media untuk jenis tanaman tertentu. Kegiatan ini dilaksanakan secara teoretis dan praktik. Dalam kegiatan ini juga diajarkan bagaimana siswa menggunakan mulsa plastik dan pembuatan persemaian sederhana.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan yang berhubungan dengan perkembangbiakan tanaman. Di samping teori, siswa juga langsung melakukan praktik secara langsung kegiatan yang berhubungan dengan perkembangbiakan tanaman. Kegiatan tersebut antara lain dengan stek batang dan stek daun, split, perkembangan dengan biji, grafting atau menyambung, dan melakukan persilangan tanaman untuk memperoleh varietas baru.

Kegiatan yang tak kalah penting adalah pemeliharaan tanaman. Kegiatan dari mulai penyiraman, pemupukan, sampai pada pemberantasan hama dilaksankan secara rutin dan terjadwal. Untuk kegiatan penyiraman, seluruh peserta mendapatkan giliran piket menyiram tanaman seminggu satu kali. Saat liburan, kegiatan penyiraman dilakukan oleh pesuruh sekolah.

Sudah cukup banyak produk yang dihasilkan dari kegiatan ini. Dari stek daun dan batang sudah diproduksi jenis tanaman seperti euforbia, aneka jenis begonia, lampion, adenium, bougenvile, dan lain-lain. dari kegiatan menyeplit ada produk berupa aneka jenis adenium, zamia, sanseviera, walisota. Dari menyambung atau grafting sudah diproduksi pada jenis euforbia, adenium, dan bougenvile. Dari grafting inilah diperoleh jenis tanaman yang unik karena satu tanaman yang memiliki dua atau lebih warna bunga yang berbeda.

Lalu bagaimana nasib dari produk yang dihasilkan? Tentunya produk tersebut harus dijual agar kegiatan terus berlanjut. Sampai akhir tahun 2007, kami telah berhasil menjual beberapa tanaman hias ke masyarakat dan warga sekolah. Harga jual termurah yang pernah dilakukan transaksinya adalah Rp3.000,00 dan harga tertinggi sebesar Rp100.000,00 untuk jenis tanaman philodendron. Sampai akhir tahun program, kami telah berhasil menjual tanaman tidak kurang dari seratus pot. Tentunya itu sangat membanggakan bagi kami karena kegiatan produksi pada kegiatan yang kami laksanakan baru pada tahap awal.

Di samping penjualan secara umum, kami juga telah melaksanakan kesepakatan kerja sama dengan beberapa penjual tanaman hias agar mereka bersedia menerima produksi kami yang layak jual. Namun sampai saat ini, kami belum pernah melempar produk pada mereka. Saat ini kami lebih berkonsentrasi pada penjualan lokal sekolah saja karena produk yang dihasilkan kami anggap belum cukup jumlahnya untuk dikirim pada mereka.

Pada tahun pelajaran 2008/2009, program pendidikan kecakapan hidup masih tetap berlanjut meskipun grand dari pemerintah sudah selesai. Kami bertekad untuk terus membekali siswa dengan keterampilan yang mungkin dapat mereka gunakan di masa yang akan datang. Modal awal kegiatan di tahun ini adalah inventaris dari kegiatan tahun sebelumnya berupa 1 buah green house dengan ukuran 6 x 21 m, beraneka jenis bunga, media tanam siap pakai, alat-alat pertanian, dan pupuk. Yang tak kalah penting dari modal ini adalah modal manusia berupa semangat dari seluruh warga sekolah untuk terus melestarikan Kegiatan Budi Daya tanaman hias. Oleh karena itu, tak heran apabila pada tahun pelajaran 2008/2009 peserta dari kegiatan ini merupakan peserta terbanyak dari seluruh kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Bojong. Peserta kegiatan ini mencapai 30% dari keseluruhan siswa yang memilih secara sukarela kegiatan ini.

Dukungan keberlanjutan kegiatan ini sangat didukung oleh kepala sekolah, Bapak Mulyono,S.Pd. Belum lama ini, kepala sekolah menyarankan agar kami melakukan outbond bagi peserta program yang baru. Kegiatan Outbond ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi bagi peserta. Kegiatan ini kembali dilakukan dengan melakukan kunjungan ke sentra tanaman hias yang ada di Desa Gombong kecamatan Pulosari kabupaten Pemalang. Semoga kegiatan ini akan dapat terus berlanjut demi masa depan putera-puteri bangsa. Bukankah anak desa juga penerus bangsa Indonesia ini?


2 komentar:

panji pataga mengatakan...

Pak.. InyonG safriAdi.. Sing Tahun Winggi LuluS juara 1 se SMp N 2 Bojong,,,,
he...he..he...100x.
Gmna Kabare... Ta,bah Ngganteng Bae Deneng..
salam Go Bapak Dan Ibu Guru Semuanya Yah...!!!
Wassalam...

panji pataga mengatakan...

Oya Pak... Miki aku ngirim Nggo Alamat Kancane aku.. wonge ganteng temen... Sing DUe kawasan wisata waduk penjalin di BUmiayu pak...
thankS You...
i Lope U Fulll..............
ha...ha..ha..ha..100x.