Minggu, 16 November 2008

Tanya Jawab Seputar Bahasa Indonesia

1. Dalam tata bunyi bahasa Indonesia dikenal beberapa konsep istilah yang saling terkait, yakni huruf, fon, kontoid, vokoid dan kaidah fonotaktik. Jelaskan hal tersebut masing-masing dan berilah contoh.

a. huruf adalah aksara atau gambaran bunyi bahasa

Contohnya:

Huruf vokal

Huruf vokal

Cara pemakaian dalam kata

Di awal

Di tengah

Di akhir

a

i

o

u

e*

apa

ini

otak

ubah

enak

emas

padi

simpan

kota

pulsa

petak

kena

kota

murni

radio

baku

sore

tipe

Huruf Konsonan

Huruf Konsonan

Cara pemakaian dalam kata

Di awal

Di tengah

Di akhir

f

h

k

r

t

fitnah

hari

kamu

rajin

tandu

kafan

saham

paksa

baru

mati

maaf

tanah

politik

putar

mayat

b. fonem adalah satuan yang terkecil yang terdiri atas bunyi-bunyi ujar yang dapat membedakan arti

Contohnya:

· lari, dari, tari

· daki, dasi, dahi, dari

Melihat contoh di atas / l, d, t, k, s, h, r/ adalah fonem dalam bahasa Indonesia karena dalam dua pasangan di atas dapat dibuktikan bahwa tiap bunyi ujar itu dapat membedakan arti.

c. Fon adalah bunyi bahasa terkecil baik yang membedakan arti atau tidak membedakan arti ( tahun – taun / ramai – rame / satai –sate / cabai –cabe)

d. kontoid adalah bunyi yang bagi pengucapanya arus udara dihambat sama sekali oleh penutupan larinx atau jalan di mulut atau dipaksa melalui lubang sempit, atau dipindahkan dari garis tengah daripada alurnya melalui lubang lateral, atau menyebabkan bergetarnya salah satu alat-alat supra glottal

Contohnya: [p] (papa), [t] (tata), [d] (dada

e. vokoid adalah bunyi yang bagi pengucapannya jalan mulut tidak terhalang, sehinggaarus udara dapat mengalir dari paru-paru ke bibir dan ke luar tanpa dihambat, tanpa harus melalui lubang sempit, tanpa dipindahkan dari garis tengah pada alurnya dan tanpa menyebabkan alat-alat supra glottal sebuahpun bergetar; biasanya bersuara, tetapi tidak perlu selalu demikian.

Contohnya: [a] (apa),[e] (nenek), [e] (mepe) dalam Bahasa Indonesia berarti menjemur, [i] (ini).

f. kaidah fonotaktik adalah kaidah-kaidah yang mengatur yang mengatur urutan atau hubungan antara fonem-fonem suatu bahasa.

Contohnya: dalam perkembangan bahasa Indonesia mengizinkan jejeran /-nt-/ (untuk), /-rs-/ (bersih) /-st-/ (pasti); tetapi tidak mengizinkan jejeran /-pk-/ /-pd-/ tidak ada morfem asli dalam bahasa Indonesia.

Huruf dalam tataran ini dapat berada di awal, di tengah, dan di akhir. Huruf belum bermakna sedangkan fonem sudah mampu membedakan makna.

Fon merupakan suatu hasil bunyi dari alat ujar dan dalam proses menghasilkan bunyi tersebut dikenal kontoid dan vokoid

fonotaktik mempunyai pola yang terkait dengan pola penyukuan kata dan pergeseran bunyi menimbulkan variasi bunyi satu fonem yang sama.

2. Dalam penerapan Kaidah EYD dan Kaidah Pembentukan istilah sering dijumpai permasalahan masalah tata tulis dan tata ucap. Problema apa saja yang Anda jumpai ketika mengajarkan kedua hal tersebut jelaskan upaya pemecahannya.

Dalam proses pembelajaran di kelas adakalanya kita menemukan permasalahan tata tulis dan tata ucap, sebuah atau beberapa kata asing yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena sumber belajar yang digunakan di dalamnya ada istilah yang kadang-kadang siswa belum tahu makna dan cara pengucapannya.

Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan dengan cara:

a. menyesuaikan penulisan dan pengucapannya dalam hal ini siswa dilatih menuliskan istilah asing dan diajarkan cara pengucapannya.

b. penyerapan kata asing ke dalam bahasa Indonesia diupayakan terjadi pengubahan seperlunya agar ejaan kata yang telah diserap itu masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya. Misalnya, accumulation menjadi akumulasi, description menjadi deskripsi.

c. Memperhatikan pedoman EYD mengenai penulisan unsur serapan kata asing.

3. Jelaskan proses morfologis dan morfofonemis masing-masing beri contoh

** Proses morfologis adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dalam proses morfologik ada tiga jenis yaitu proses pembubuhan afiks, proses pengulangan dan proses pemajemukan.

a. Proses pembubuhan afiks meliputi prefiks, infiks, sufiks dan konfiks serta afiks asing.

· pembubuhan prefiks ber- + jalan --- berjalan

· pembubuhan infiks -em- + getar --- gemetar

· pembubuhan sufiks -an + makan --- makanan

· pembubuhan konfiks ke-an + penting --- kepentingan

· pembubuhan afiks asing -wan + negara --- negarawan

· pembubuhan afiks asing -is + ego --- egois

b. Proses morfologis reduplikasi dalam prosesnya meliputi reduplikasi fonologis, morfologis sintaksis dan idiomatis.

a. Reduplikasi Fonologis pengulangan bunyi misalnya pipi, dada, sisi, susu, cincin, gigi.

b. Reduplikasi morfologis adalah pengulangan morfem, baik bebas maupun terikat, yang menghasilkan kata. misalnya rumah-rumah, sayur-mayur, kerlap-kerlip, tali-temali, sorak-sorai, tembak-menembak, turun-temurun, cerai-berai

c. Reduplikasi sintaksis adalah pengulangan morfem karena tuntutan kaidah sintaksis, seperti contoh kalimat berikut.

1) Panas-panas anak itu masih tetap bermain juga.

Walaupun panas anak itu masih tetap bermain juga.

2) Jika ada kekeliruan, kami-kami yang disalahkan.

Jika ada kekeliruran, selalu kami yang disalahkan

d. Reduplikasi idiomatis. Bentuk reduplikasi ini tidak dapat dijabarkan maknanya dari makna yang diulang, seperti contoh kalimat berikut.

1) Mata-mata Korea Utara tertangkap di Korea Selatan.

Pengintai Korea Utara tertangkap di Korea Selatan.

2) Kuda-kuda pesilat itu kurang bagus sehingga mudah dikalahkan lawan.

c. Proses morfologis Pemajemukan (Komposisi)

Komposisi proses pengabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata.

Kompositu mempunyai 4 jenis yaitu

1) subordinatif substantif : temu wicara, jalan pintas.

2) subordinatif atributif : mabuk udara. Hidung belang

3) koordinatif : ayah ibu, anak cucu

** Proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena pertemuan morfem dengan morfem. Proses morfofonemik dalam Bahasa Indonesia hanya terjadi dalam pertemuan realisasi morfem dasar (morfem) dengan realisasi afiks (morfem), baik prefiks, sufiks, infiks, maupun konfiks. Kalau kita berbicara mengenai morfem, maka kita berbicara mengenai satuan abstrak, sedangkan morf merupakan satuan yang lebih konkret daripada morfem, sedangkan di luar itu, fonem dan fon merupakan satuan yang lebih konkret lagi.

a. Peristiwa Morfofonemik Pemunculan Fonem

1. Pemunculan luncuran/y/ /ketinggiYan/ /tepiYan/

2. Pemunculan luncuran/w/ /KepulauWan/

3. Pemunculan luncuran/a/ /ayahanda/

4. Pemunculan luncuran/n/ /seNdiri/

5. Pemunculan luncuran/m/ /seMbarangan/

6. Pemunculan luncuran/nge/ /pe NGE las/

7. Pemunculan luncuran/ng/ /peNGgugat/

b. Peristiwa Morfofonemik Pengekalan Fonem

Penggabungan morf tak terjadi perubahan apa-apa.

1. Pengekalan fonem diawali /l,r,y,w/ melihat, pemula, penilai

2. Pengekalan fonem bila berakhiran /a/ dan mendapat konfiks ke-an. kerajaan, keadaan

3. Pengekalan fonem terjadi bila berafiks ber-, ter-, per-, se-, wan,wati bermain, terpukul, pertanda, searah wartawan, wartawati.

c. Peristiwa Morfofonemik Pemunculan Dan Pengekalan Fonem

mengkukur dan mengukur

d. Peristiwa Morfofonemik Pergeseran Fonem

1. Pergeseran ke belakang /bala-san, rambu-tan/

2. Pergeseran ke depan /i-bunda, cu-cunda/

3. Pergeseran pemecahan suku kata akibat infiks /ge-ri-gi,ge-me-tar/

e. Peristiwa Morfofonemik Perubahan Dan Pergeseran Fonem

1. Perubahan fonem /’/ menjadi fonem /k/ /menaiki,gerakan/

2. Perubahan fonem /r/ berubah menjadi /l/ /belajar, pelajar, terlantar/

f. Peristiwa Morfofonemik pelesapan fonem

1. pelesapan fonem /h /dan /k/ /sejarawan, ananda/

2. pelesapan fonem /r / /peramal,bekerja/

g. Peristiwa Morfofonemik Peluluhan Fonem

1. peluluhan fonem /k/ /mengarang,pengiriman/

2. peluluhan fonem /p/ /memakai, pemahat

h. Peristiwa Morfofonemik Penyisipan Fonem secara Historis

Peristiwa ini apabila terjadi morfem dasr berasal dari kata asing mendapt afiksasi / standardisasi,objektif/

i. Peristiwa Morfofonemik pemunculan fonem berdasarkan pola bahasa asing

Pemunculan fonem karena mengikuti morfofonemik bahasa asing. /islami, duniawi, surgawi, alami/

j. Peristiwa Morfofonemik Variasi Fonem Bahasa Sumber

Variasi fonem mengikuti pola bahasa sumber yang memiliki makna yang sama

Tunggal = kritikus, politikus, alumnus

Jamak = kritisi, politisi, alumni

4. Bandingkan persamaan dan perbedaan morfologis dan kontruksi sintaksis. Deskripsikan jenis kedua konstruksi tersebut beri contoh.

Persamaan dan perbedaan morfologis dan kontruksi sintaksis. Baik morfologi dan sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa . Morfologi adalah ilmu yang mengkaji soal yang berhubung dengan: selok belok bentuk kata, kemungkinan adanya perubahan golongan kata ( fungsi gramatik ), kemungkinan perubahan makna kata akibat daripada perubahan bentuk kata ( fungsi semantik ) Satuan yang paling kecil yang diselidiki oleh morfologi adalah morfem dan yang paling besar burupa kata. Sintaksis mempelajari seluk beluk hubungan antara kata/frase/klausa/kalimat. Kata dalam tataran siktasis adalah satuan yang paling kecil yang terbesar adalah wacana. Jadi materi pelajaran morfologi dan sintasis selalu terkait, jika kita urutkan dari bahwa keenam satuan gramatik menurut Ramlan adalah sebagai berikut, morfem, kara, frase, klausa, kalimat, wacana.

Morfologi

Sintaksis

Mengkaji morfem dan kata

Contoh :

Aminah akan mengadakan perjalanan jauh.

Aminah : satu morfem

akan : satu morfem, mengadakan : tiga morfem meN- + ada + kan

perjalanan : dua morfem

per – an + jalan

jauh : satu morfem

unsur ke…an dengan

tidak adil, tidak mampu, tidak serasi…

Mengkaji frasa, klausa, kalimat dan wacana.

Contoh :

Aminah akan mengadakan perjalanan jauh.

Aminah : subjek

akan mengadakan : predikat

perjalanan jauh : frasa objek

Hubungan kata tidak dengan

Adil, mampu, serasi, cukup

5. Jelaskan tipe kalimat dan pola kalimat dasar yang terdapat dalam bahasa Indonesia.

Tipe kalimat

Contoh

Subjek

Predikat

Objek

Pelengkap

Keterangan

S – P

Mutiara

sedang tidur

-

-

-

S – P – O

Anggita

membeli

mobil baru

-

-

S – P – Pel

Beliau

menjadi

ketua koperasi

-

-

S – P – Ket

Peristiwa itu

terjadi

-

-

minggu lalu

S – P – O – Pel

Bima

mengambilkan

Kesha

air minum

-

S – P – O – Ket

Raka

memasukkan

uang

-

di bank

Tipe kalimat dalam bahasa Indonesia ada enam macam berdasarkan fungsi. Keenam tipe kalimat ini juga memiliki pola kalimat dasar. Apabila konstituen kalimat dasar yang tidak wajib diabaikan maka yang dihasilkan kalimat inti. Tabel di atas merupakan keenam kalimat dasar yang dibedakan berdasarkan pola unsur-unsurnya yang wajib.

Pola Kalimat Dasar

Nomor

Pola Kalimat Dasar

Contoh

1

FN + FN

Bapak

penggarang

2

FN + FV

Laila

menanggis

3

FN + F Numeralia

Mobilku

satu

4

FN + F Adjektif

Gunung

tinggi

5

FN + F Adverb

Ayah

dari sawah

Berdasarkan jumlah inti kalimat dapat ditentukan pola-pola dasar sebuah kalimat. Sebuah kalimat luas selalu dapat dikembalikan kepada pola-pola dasar yang dianggap sebagai dasar pembentukan kalimat luas itu. Dasar pembuatan kalimat luas adalah kalimat inti

6. Dalam ilmu bahasa sintaksis sering dijumpai istilah-istilah penting terkait dengan kalimat, yakni kalimat nonverbal, kalimat verbal pasif, kalimat verbal medial, kalimat verbal resiprokal, kalimat aktif ekatransitif, kalimat aktif dwitransitif, kalimat aktif semitransitif, kalimat ekuatif.Deskripsikan konsep istilah tersebut masing-masing beri contoh secukupnya!

a. kalimat nonverbal

Kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan kata kerja

Contohnya:

1. Anak itu cantik.

2. Mobil itu baru.

3. Paman guru bahasa Indonesia.

b. kalimat verbal pasif

kalimat verbal pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai perbuatan atau sebagai penderita perbuatan.

1. Surat dikirim Ayu.

2. Buku itu sudah kubaca.

3. pohon itu ditabrak mobil.

c. kalimat verbal medial

Kalimat verbal medial adalah kalimat yang subjeknya pelaku sekaligus sebagai penderita.

1. Kaki Anita terkantuk batu.

2. Parto terseret arus sungai.

3. Nanang tertabraksepeda motor.

d. kalimat verbal resiprokal

kalimat verbal resiprokal adalah kalimat yang predikatnya menyatakan makna saling.

Contohnya:

1. Galang dan Galuh sedang bergandengan ketika aku berjalan – jalan kemarin.

2. Pendemo dan polisi dorong - mendorong pintu masuk ke kantor kabupaten.

3. Polisi dan penjahat itu tembak-menembak di hutan karet.

e. kalimat aktif ekatransitif

Kalimat aktif ekatransitif adalah kalimat yang memiliki objek penderita tetapi tidak berpelengkap, hanya mempunyai tiga unsur Subjek (S), Predikat (P) Objek (O). Dalam hal ini ada unsur bukan inti seperti keterangan tempat, waktu ,alat dan lain sebagainya.Verba merupakan pusat predikat. Dari segi makna, semua. Kalimat aktif ekatransitif memiliki makna dasar perbuatan. Berikut ini beberapa contoh kalimat aktif ekatransitif:

1. Doktor itu merestui pembentukan Panitia Dies Natalis.

2. LSM memperjuangkan nasib rakyat di bundaran Hotel Indonesia.

3. Pardi menjual sayur di pasar.

4. Novi membaca majalah.

5. Totok mencubit Tutik.

f. kalimat aktif dwitransitif

Kalimat aktif dwitransitif adalah kalimat yang memiliki satu predikat aktif dan mengharuskan kehadiran objek dan pelengkap. kalimat aktif dwitransitif mempunyai empat unsur Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Pelengkap (Pel). Dalam hal ini ada unsur bukan inti seperti keterangan tempat, waktu ,alat dan lain sebagainya. Berikut ini beberapa contoh kalimat aktif dwitransitif:

1. Mirana sedang mencarikan adiknya pekerjaan.

2. Saya harus membelikan anak saya hadiah ulang tahun.

3. Aris mengirimi kami uang tiap bulan.

4. Dwi membelikan Anik laptop di Komputa.

5. Ibu guru sedang membuatkan siswa proposal mading.

g. kalimat aktif semitransitif

Kalimat semitransitif adalah kalimat yang objeknya tidak dimunculkan. Apabila dimunculkan menjadi kalimat aktif ekatransitif.

Contohnya:

1. Harries sedang membaca.

2. Titik itu mencubit.

3. Galuh sedang memasak di dapur.

4. Intan akan menulis.

5. Kharisma sedang menonton di ruang santai.

h. kalimat ekuatif

Kalimat ekuatif adalah kalimat y7ang mengandung kata kerja bantu seperti adalah,menjadi dan merupakan. Menurut Gorys Kerap kalimat ekuatif sama dengan kalimat nominal.

Contohnya;

4. Paman guru.

5. Ayah petani.

6. Edi Silitonga adalah penyanyi.

7. Baim menjadi ketua kelas.

8. Pancasila merupakan dasar negara.

7. Pengembangan ide gagasan menulis ada berbagai cara

a. cara alamiah

b. cara logika/ penalaran

c. urutan kepentingan

d. cara perbandingan

e. cara pertentangan

jelaskan beri contohnya.

8. Paragraf yang baik memiliki tiga syarat utama kohesi koherensi dan kelengkapan jelaskan dan deskripsikan piranti kohesi yang biasa digunakan dalam pengembangan pararagraf.

Tiga syarat paragraf yang baik

1. koherensi

setiap paragraf haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan padu, tidak berdiri-sendiri atau terlepas satu sama lain.

2. kelengkapan

paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik dan dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan- pengulangan.

3. kohesi

Keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang baik atau koheren. Agar kalimat itu menjadi kohesif adanya unsur

a. hubungan sebab-akibat baik antarklausa maupun anatar kalimat yang dinyatakan dengan kata penghubung sebab, karena akibat dan lain-lain.

b. Hubungan pertentangan yang dinyatakan dengan kata penghubung tetapi, namun, sedangkan

c. Hubungan pengutamaan yang dinyatakan dengan kata penghubung bahkan

d. Hubungan perkecualian yang dinyatakan dengan kata penghubung kecuali

e. Hubungan konsesif yang dinyatakan dengan kata penghubung walaupun, meskipun,

f. Hubungan tujuan yang dinyatakan dengan kata penghubung agar, supaya

g. Hubungan persesuaian alami yang dinyatakan dengan hubungan yang bersifat gramatikal

Kesemuanya unsur ini akan membentuk sebuah paragraf yang padu.

Tidak ada komentar: